Jumat, 28 Desember 2007

Fisika Pokrol Bambu.. lho!

Kebetulan saya sempat mengintip di suatu ruangan dengan white board yang bertuliskan hal seperti pada gambar berikut.

Sayangnya camera handphone saya kurang dapat merekam dengan baik.



Saya pernah belajar fisika dan cukup mengenal rumus tersebut (kalau nggak salah, soalnya sudah puluhan tahun yang lalu).Dan sepertinya bisa diaplikasikan pada kehidupan, dari sisi yang berbeda.. comment ..?

Kamis, 27 Desember 2007

Should we have 'Herstory' in English words ?

Bukan sanak bukan saudara, bukan teman juga bukan atasan tapi saya merasa kehilangan; turut berduka cita atas meninggalnya Benazir Buttho, salut atas perjuangan yang dilakukannya selama hidupnya. Saya tidak berusaha untuk men’judge’ benar atau salah dirinya tapi dia adalah pejuang.



Kejadian ini juga memicu pendapat saya bahwa apakah bahasa Inggris memerlukan kata Herstory selain dari kata History.
Seperti kita dapat baca di Wikipedia : History is the study of the past, focused on human activity and leading up to the present day . Human activity disini (menurut saya) sepertinya lebih banyak diartikan bergender pria (men's rule), maka (kembali menurut saya) ada kata ’history’ dalam bahasa Inggris.


Tulisan ini saya dedikasikan untuk Benazir : Herstory just ended today..

Jalan panjang menuju.. ’panjang jalan 1.500 km’

Apabila ada pertanyaan ”jalan terpanjang didunia jalan apa ?”, official answernya adalah Yonge Street .
Jalan ini adanya di Toronto Kanada, konon katanya panjangnya hampir 1.900 km , bisa saja ya orang Kanada soalnya jalan ini menyatu dengan ’Highway 11’ (National Highway nya Kanada). Hal ini diakui oleh Guinness Book of World Records lho.
Di toko buku dan souvenir Toronto saya banyak melihat foto mengenai jalan ini, yaah minimal bisa jadi kebanggaan warga kota nya.


(gambar semanggi dari websitenya Jasamarga)
Lha kalau menurut saya beda lagi (nyleneh answer nya); jalan terpanjang didunia adalah "jalan panjang menuju.. panjang jalan tol 1.500 km di Indonesia".

Seperti kita ketahui bersama bahwa sudah menjadi tradisi untuk menyatakan suatu target atau sasaran tertentu pada suatu masa administrasi pemerintahan, dan ini adalah salah satunya, membangun jalan tol dalam waktu 5 tahun sepanjang 1.500 km. Kenapa memangnya ?, kan biasa toh.. negara lain juga bisa kok, ribuan km dalam waktu setahun.
Nah disini bedanya; di kita masalahnya banyak , pokoknya macam-macam lah, tapi yang utama adalah masalah kepastian berinvestasi yang di akibatkan sulitnya memutuskan masalah tanah (pembebasannya). Any comment..?

Selasa, 25 Desember 2007

Bush is not good enough. ..we need Forest !!



This is not the exact expression of 2007 Nobel Peace Prize winner Al Gore ketika dia berbicara di depan sidang Konferensi Perubahan Iklim Dunia di Bali awal Desember 2007 yang lalu, memang dia juga sempat mengatakan bahwa US berperan menjadi penghalang untuk terbentuknya suatu kesepakatan baru tentang pembatasan emisi gas buang.
Kampanyenya tentang pemanasan global membuat saya untuk terpancing melengkapi fenomena alam (baca’iklim’) yang secara pribadi saya rasakan;
Liburan akhir tahun kali ini terasa lebih menyejukkan (buat saya), selain dari cukupnya anugerah curah hujan, juga itu lho..lowongnya jalan di Jakarta dari himpitan kemacetan. Saya mendengar dari berita bahwa sejak tanggal 19 Desember 2007 libur panjang dimulai, jumlah kendaraan yang memasuki Bandung (mostly dari Jakarta) adalah 25.000 kendaraan/hari. Kalau dihitung libur 2 minggu (14 hari) artinya lebih kurang 14 x 25.000 = 350.000 kendaraan keluar dari Jakarta, OK kalau saya ambil 50 % nya saja menjadi 175.000 kendaraan keluar dari jakarta.

So what’s the point..
Seperti saya katakan tadi, Jakarta menjadi lebih sejuk..how come..?
Saya ingat ada seorang ahli emisi gas buang di sebuah stasiun TV mengatakan bahwa untuk 1 buah mobil diperlukan 4 batang pohon besar sebagai penyeimbang ekologis dampak emisinya (sumpah saya gak bohong).
Lha kalau saya gunakan analogi terbalik bahwa dengan “hilangnya” 175.000 an kendaraan, berarti di Jakarta seolah-olah ditumbuhi 4 x 175.000 = 700.000 pohon. Dan/atau mungkin sebaliknya orang Bandung semakin merasa sumpek karena tiba-tiba kekurangan 700.000 pohon di kotanya.
Tapi udah deh siapa juga yang mau ’care’... Do you..?
(thanks nationalgeographic.com & bigfoto.com for the picture)

Senin, 24 Desember 2007

Bureaucrazzy, Bureaumania..?


Gara garanya sih seorang ekonom Perancis Vincent de Gournay yang ”menyumbangkan” istilah Bureaucracy (birokrasi dalam bahasa Indonesia) pada tahun 1764, kemudian muncul istilah turunannya ; birokrat, birokratis, birokratisasi, dsb.
Kernerman English Multilingual Dictionary mendefinisikan birokrasi sebagai ‘a system of government by officials working for a government’.
Sebetulnya kata dasarnya sendiri adalah ‘bureau’ yang artinya meja tulis (tempat pejabat bekerja). Maka dari itu mungkin sebabnya kalau makin banyak meja berarti jadi birokratis.

Namun yang lebih ’mengharukan’ adalah istilah birokrat (orangnya), di dalam American heritage new dictionary for cultural literacy disebutkan bahwa bureaucrat adalah “Someone who works in or controls a bureaucracy. The term is often used negatively to describe a petty, narrow-minded person” nah lo.. bagaimana lagi nih.
dan bahkan dalam dictionary.com , Birokrat diartikan dengan “an official of bureaucracy who works by fixed routine without exercising intelligent judgment”…he eh. kejem juga ya.

Istilah birokrat sendiri sebetulnya sudah berkonotasi negatif, kalau yang konotasi positif sekarang lebih sering (dan layak) disebut “civil servant” (pembantunya orang sipil mungkin ya..) atau pegawai negeri sipil alias PNS. Nah sekarang kalau kita bicara tentang strereotype birokrat biasanya adalah; berseragam, kaku, sedikit melayani (dan banyak dilayani), tidak efisien, tidak kreatif, tidak profesional.
Saya sebenarnya gak ada masalah dengan istilah birokrat, lha wong saya adalah karyawan sebuah perusahaan BUMN yang sudah Tbk. (namun masih sering dipandang bahwa karyawan BUMN adalah PNS/birokrat).

Nah ada satu predikat yang cukup ’berat’ yang harus ditanggung oleh karyawan BUMN, yaitu predikat ’tidak profesional’, padahal menurut saya menjadi CEO BUMN adalah paling tahan banting dibanding dengan CEO swasta. Coba saja; untuk jenjang karir, sama saja sikut sikutannya dengan swasta, yang mengaudit jelas lebih banyak kalau di BUMN, gaji (biasanya) lebih kecil, subsidi pemerintah di sektor industri BUMN yang bersangkutan sudah nggak jamannya lagi (sama beratnya dengan swasta), harus comply terhadap setiap peraturan yang jumlahnya banyak sekali.
Tapi... untuk topik profesional atau tidak profesional akan coba saya posting dilain waktu saja.

Jumat, 21 Desember 2007

Nothing happier than....

Ada beberapa falsafah hidup manusia yang mungkin orang punya masing masing persepsi. Saya pernah mendengar dari Cak Nurcholis Majid sewaktu beliau ceramah di kantor saya beberapa tahun yang lalu. Ketika ditanya ; ” apa sih tujuan manusia hidup di dunia”, dia menjawab singkat ”...pulang”, Kita didunia ini hanya sementara dan tujuan kita adalah pulang ke akhirat yang kekal, tentunya kita mengharapkan dan berusaha untuk dapat ’pulang’ dengan kondisi (kualitas pulang) yang terbaik.
Ada juga teman saya yang semi scientist berkata bahwa ; instink manusia di muka bumi ini seperti mahluk Tuhan lainnya adalah ber reproduksi, dan berusaha menjamin keberlangsungan keturunannya, jadi istilahnya; orang itu bersusah payah dalam berkehidupan adalah untuk anak2 (keturunan) mereka.

Nothing happier than seeing your children smile…, dari si anak itu masih kecil , dewasa, sampai tua sekalipun.

Nah dari hal tersebut di atas, dan kebetulan sekali dihari Idul Adha ini, mari coba kita renungkan peristiwa yang dialami oleh Nabi Ibrahim a.s. dan putranya Ismail. Bukankah hal yang mereka alami adalah suatu peristiwa yang luar biasa. Seorang anak yang sudah lama dinantikan kehadirannya oleh sang ayah, ketika beranjak remaja, diminta untuk dikurbankan oleh Allah Swt.
Keraguan sang ayah dijawab dengan keihlasan total oleh anaknya. Betapa mencekamnya keadaan pada saat itu. Dan kita semua tahu akhir dari peristiwa itu, bahwa dinding ketaqwaan serta dalamnya samudra keihlasan menjawab semua cobaan dan tantangan tersebut. Kita ingin ’pulang’ dengan kualitas yang terbaik, tidak ada cinta terbesar kepada sesuatu apapun dimuka bumi ini yang boleh melebihi cinta kita terhadap Allah Swt.

’Tidak sampai darah dan daging hewan yang engkau qurbankan kepadaKu kecuali taqwamu..’ demikian firmanNya
.

Superman is Dead


Memang ini adalah nama sebuah group Band beraliran punk rock dari Bali (gambar disebelah).
Tetapi arah tulisan saya tidak kesitu. Saya bertemu dengan salah satu senior dan dia juga sering menjadi inspirator saya, dia bilang pada saya ”..Superman is dead..”. Wah hebat juga saya pikir, dengan usia seperti dia yang more then fifty kok masih menyimak Band yang disukai ABG.
Tapi rupanya yang dia maksud adalah bahwa kecenderungan yang ada sekarang di dunia, tidak lagi ”superman minded”, atau perlu seseorang yang perfect, super serba bisa/hebat.
No more Jack Welch atau Lee Iacocca (para CEO jawara), untuk duduk jadi manager di suatu perusahaan. Yang dibutuhkan bukan lagi ‘Superman’ tapi diperlukan ‘Superteam’.
Hal ini perlu permenungan sejenak. Coba kita lihat juara Euro Cup sekarang adalah Yunani, juara dunianya Italia, dikedua team tersebut (menurut saya) tidak ada superbintang nya. Atau di dunia film; yang lagi ngetop belakangan ini adalah series ”Heroes” kumpulan beberapa jawara aneh, atau ”fantastic four”. Bahkan disequel terakhir Spiderman saja sang jagoan harus berkolaborasi dengan ’new Goblin” untuk melawan musuhnya.

OK deh, pada intinya, membentuk ”the Superteam” akan lebih baik daripada menciptakan seorang ”Superman”. Superteam akan menjadikan iklim (di suatu korporasi) menjadi lebih solid, hangat, dan achievement akan dapat dirasakan bersama (tapi percaya deh ini bukan perkara gampang karena para individualis pasti gak suka).

So..Superman is really dead ?

Pertamina dan Transportasi.


Pertamina sangat berkaitan dengan transportasi no doubt. Jutaan kendaraan darat, laut dan udara di Indonesia bergantung dari suplay BBM Pertamina. Terbayang betapa besar peran strategis PT persero tersebut di negara ini.
Tangal 18 Desember 2007 yang lalu pada saat merayakan hari Ulang Tahunnya yang ke 50, Presiden SBY meminta agar perusahaan pelat merah tersebut untk bertransformasi menjadi ”the World Class Oil Company” dengan lebih inovatif, produktif dan efisien (kembali pada malam itu saya menjadi ”orang dekat” SBY dan JK kira-kira 15 meter an sih ada).
Kita tidak tahu secara pasti berapa cadangan minyak di bumi Indonesia, kalau minyaknya bisa keluar sendiri seperti lumpur Lapindo tentu harapan SBY tersebut akan makin cepat menjadi kenyataan (maksudnya produksinya efisien karena tidk perlu susah nyedot, minyaknya sudah keluar sendiri).
Pada kesempatan perayaan Ulang Tahun tersebut para undangan dibagikan Goodies (bingkisan, tapi mengenai isinya rahasia ..) seperti foto di atas ini, dan juga kita disuguhi hiburan oleh artis ibukota (Uthe, Tompi,Jikustik, Ira Swara, Elva’s singer dsb) yang diantara lagu yang mereka nyanyikan ada yang beberapa lagu bikinan RI – 1 ( wah bisa jadi trend pada perayaan perayaan lain nih..).
Anyway, Happy birthday Pertamina, semoga konversi Premium ke ”higher octane gas” nya masih beberapa tahun lagi, kalau nggak ya kita lari ke perusahaan minyak lain saja.

Minggu, 16 Desember 2007

Siapa bilang kita kalah sama Malaysia ..?




Hal ini yang dikatakan oleh Menteri Budaya dan Pariwisata Jero Wacik pada kesempatan pertama (launching) pemasangan logo Visit Indonesia year 2008 di badan pesawat Garuda Indonesia. Wah ya kebetulan (lagi) saya sempat mengikuti acara launching tersebut yang dilakukan di hangar Garuda Maintenance Facilities pada tanggal 14 Desember 2007.Hal tersebut diungkapkan Pak Menteri bukan tanpa alasan ; disebutkan dalam suatu skala pengeluaran dan pemasukan, Malaysia mengeluarkan 80 (untuk promosi pariwisata) dan menghasilkan 15, sementara Indonesia mengeluarkan 10 untuk dapat 5. Padahal dari 15 yang didapat Malaysia itu sebagian besar dari Genting Highland (suatu hal dimana kita di Indonesia mentabukannya) demikian tambahnya. He..he bagus juga logikanya ya.
Mengenai logonya sendiri sih biasa saja lah, berbentuk burung Garuda (masih ada nggak sih burung tersebut di Indonesia, ...jangan-jangan sudah pindah atau diakui oleh negara tetangga).
Mudah-mudahan tahun 2008 menjadi tahun hoki untuk pariwisata Indonesia, tapi gimana dengan kondisi infrastruktur penunjangnya ?, apa jalan tolnya sudah dijamin tidak banjir (atau kebakaran) ?, apa sudah ada kereta api Bandara (KERABAN) ?.Apakah terminal udara kita sudah steril dari tindak kejahatan dan keusilan ?. Dan apakah Baned terhadap Maskapai penerbangan Nasional ke Eropa sudah dicabut ?.. Kerja keras (eh salah..kerja smart) dulu pak Menteri..

Sabtu, 15 Desember 2007

Manager Kolong Tol...(jumpa kawan lama)



Untuk jadi manager jalan tol saja tentunya sudah cukup sulit, ditambah lagi kalau harus jadi manager kolong jalan tol, urusannya jadi tambah banyak (suka nggak pasti dan tidak ada text booknya). Ini yang dihadapi oleh kolega saya Hudaya Arryanto (ditengah bertopi). Tidak lama setelah dia menjadi Direktur Pengembangan dan Operasi PT Citra Marga Nusaphala Persada (pengelola jalan tol Cawang Priok Pluit), eh.. pada awal Agustus 2007, jalan tol yang dikelolanya, tepatnya di daerah jembatan tiga, mengalami kebakaran hebat. Seperti kita tahu bahwa jalan tol tersebut adalah elevated highway sepanjang dari Cawang – Priok – Pluit (sekitar 24 km), dan kawasan kolong tolnya dihuni masyarakat. Biasa, setelah kejadian baru banyak pihak menanggapi ;kok gini kok gitu, ....kok nggak gini, kok nggak gitu. Cukup besar kerugian CMNP (dan tentunya kita semua...karena perjalanan jadi terganggu) akibat dari kejadian tersebut. Perbaikan atas kerusakan jalan tol adalah satu hal yang cukup pelik(masalah teknis dan operasional, coba saja bagaimana kita harus mengganti balok-balok dan plat beton sebanyak 19 buah tanpa mengganggu kestabilan konstruksi dan kelancaran lalu lintas di atasnya ), hal lain adalah masalah pengendalian penggunaan kawasan kolong tol, ini yang saya sebut memanajemeni kolong tol.
Asal tahu saja, kolong tol dari Priok – Pluit (sekitar 12 km) dihuni oleh kira-kira 6000 KK atau sekitar 14000 jiwa, sebagian dari mereka akan diberi kesempatan mendapatkan rusun dan sebagian lagi diberi uang ”Kerochiman” (istilah lainnya apa ya..?) sebesar Rp. 1 juta /KK.
Pada tanggal 14 Desember 2007, kolega saya tersebut berpresentasi didepan anggota DPR komisi V mengenai ”progress pengelolaan kolong tol” makanya dia saya sebut juga sebagai manager kolong tol.
Saya yakin dia bisa mengatasinya dengan baik, setahu saya dia ’cool’ dan mempunyai kompetensi teknis yang cukup. Sebelumnya dia berkecimpung di dunia konsultansi transportasi. Mudah-mudahan setelah jadi Direktur dan Manager Kolong Tol dia masih punya waktu untuk mengasah potensinya di bidang transportasi/traffic. ..piye Bung Arry..?

Saya jadi “orang dekat” JK



Ini bukan bercanda di negeri Republik mimpi, kebetulan waktu tanggal 12 Desember 2007 yang lalu saya mendapat kesempatan untuk ikut seminar dan expo ”Menerobos peluang bisnis dan investasi di daerah tahun 2008” dalam rangka ulang tahun ke 40 Lembaga Manajemen PPM. Pada kesempatan itu saya kebetulan duduk dekat Wapres Bapak Jusuf Kalla (JK),.. yaaaa cukup dekat lah kurang lebih berjarak 5 meteran.
JK (yang juga pernah berguru di IPPM) membuka Seminar itu dengan mengemukakan bahwa meskipun pertumbuhan GDP mencapai 6,5% ada tiga kelemahan penting yang sering menjadi penghambat berkembangnya investasi di Indonesia, yakni pertama bunga perbankan di Indonesia yang masih tinggi, kedua perangkat infrastruktur yang sering tidak seimbang dengan kemajuan yang telah dicapai serta ketiga adalah masalah otonomi daerah.
Kalau hambatan yang pertama dan kedua tentu kita tahu, lho tapi otonomi daerah kok jadi hambatan ?. Dia menambahkan bahwa Pemerintah (Pusat) tidak memiliki mekanisme pengatuanke daerah-daerah sehingga yang terjadi adalah bukannya persaingan investasi di level regional atau global, tapi malah terjadi di tingkat Propinsi dan bahkan Kabupaten/Kota...weleeh...weleeh.
Hal yang sempat saya garis bawahi pula dalam seminar itu adalah prediksi Faisal Basri, dengan dukungan datanya mengatakan bahwa yang sedang dan akan naik daun di tahun 2008 adalah bisnis komoditas ; karet, kopi, kopra, CPO dsb, kalau dilihat dari trend harga komoditas itu di dunia. Dan tentu potensi terbesar berada di luar Jawa.Prospek 2008 ada di luar Jawa (Jawa pulau sengsara ) Bahkan meskipun Bang Faisal pernah hampir jadi Calon Gubernur DKI Jakarta katanya dia sedang berpikir untuk pindah ke luar Jawa (bener nih Bang ..?). Jadi untuk para pialang komoditas, ..you can consider his advice.

Lantas kedekatan saya dengan JK gimana ?, ...ya sudah ..cukup di acara itu saja.
Selamat ultah deh untuk Lembaga Manajemen PPM (yang di foto adalah JK dengan Cosmas Batubara..thanks Suara Karya)

Kamis, 13 Desember 2007

Mafia Manager


This is about a book..dari judulnya saja buku ini cukup menarik perhatian, diterbitkan pertama dalam bahasa Indonesia pada tahun 1997 buku ini sudah mencapai cetakan ke delapan di tahun 2006.
Dengan judul asli “the Mafia Manager ; a guide to the corporate Machiavelli” buku karangan “ V “ ini memang sangat berbeda isinya dengan buku teoritis manajemen yang ada. Buku ini menyajikan pragmatisme dari perilaku dan kehidupan usaha/bisnis di muka bumi ini. Penulis buku ini adalah seorang “Capo” (senior, mentor, pengayom) yang tempat tinggalnya saja sangat dirahasiakan. Segala taktik, intrik dan dalil-dalil ‘bijak’ banyak bertebaran mengisi halaman dalam buku ini.
Coba saja “…Hal terpenting dalam hubungan bisnismu adalah reputasi dan kejujuran. Jika kamu bisa dengan tulus dan murni memalsu kejujuran, kamu akan sukses. Itu jangan kau ragukan...”
Atau dalil-dalil yang aneh ; “..Bersikaplah santun pada semua orang, ramah pada banyak orang, akrab dengan segelintir orang, dan bersahabat dengan satu dua saja..”.
Banyak pernyataan-pernyataannya yang menggemaskan tapi didalamnya mengandung unsur unsur nyata dalam kehidupan sehari-hari (polos, jujur dan tidak munafik)
Penulisnya mungkin bukan orang yang pandai bertutur dengan bahasa-bahasa merdu, seringkali malah tajam kedalam alam bawah sadar manusia (yang sebetulnya kejam dan individualis). Sesuai dengan pengantarnya buku ini unik, setelah membaca buku ini, pembacanya akan memandang tempatnya bekerja dengan wawasan lain.
Sayangnya, buku ini sudah lama beredar tapi saya baru belum lama ini membacanya, kalau saya sudah baca sepuluh tahun yang lalu, saya mungkin berbeda dengan saya yang sekarang.....he..he . Please check this out

Minggu, 09 Desember 2007

Home by the sea



Ini salah satu lagu dari Supergroup GENESIS dalam album berlabel 'Genesis' juga yang keluar tahun 1983.

Help me someone, let me out of here
Then out of the dark was suddenly heard
Welcome to the home by the sea..”..demikian sepenggal syairnya.

Sementara ini saya belum mau membahas mengenai group legendaris GENESIS yang belum lama ini melakukan tour dalam rangka Reunion mereka di Eropa, saya teringat lagu ini karena belum lama ini (yang untuk kesekian kalinya), kawasan Jakarta sebelah Utara (Muara Baru) terguyur banjir dari air laut yang sedang pasang. Tentu kita semua prihatin (prihatin kok terus-terusan yaa.) dengan apa yang dialami masyarakat didaerah tersebut meskipun memang kita juga punya pantun ;



”..Bila tak ingin diterjang badai ...jangan berumah ditepi pantai..”.

Tapi seperti kita tahu bahkan intrusi air pasang ternyata mencapai beberapa kilometer dari garis pantai (yang banyak gundulnya dan beralih fungsi lahannya), lha wong jalan tol saja terendam kok.(gambar diambil dari liputan6)


Jadi definisi pantai bisa beberapa kilometer ke arah daratan, terus bagaimana mengatasinya ?. Sementara di negara tetangga tanahnya bertambah luas , garis pantainya malah maju ke arah laut karena diurug pasir dari Indonesia...he..he.

Jawabnya ya komitmen, konsisten, think globally act locally pokoknya yang indah indah itu deh … bangsa lain saja bisa masak kita nggak..

Jumat, 07 Desember 2007

Perubahan Iklim - Climate Change - do you care?


Di Bali sejak tanggal 3 sampai dengan tanggal 14 Desember 2007 berlangsung United Nation Climate Change Conference.Iya betul.. keberlangsungan bumi memang jadi mengemuka belakangan ini, lepas dari masalah politik yang membayangi konperensi tersebut, apa sebenarnya kita merasakan perubahan iklim tersebut ?.
Menurut ilmu pengetahuan yang saya pernah kenal, memang bumi yang berumur 4,5 milyar tahun ini secara teoritis lambat laun akan menjadi bertambah panas (kurang lebih sekian ratus juta tahun kemudian) ini disebabkan Karena matahari kita semakin membesar dan memanas (giant red star) sampai dengan persediaan hydrogen nya habis dan kemudian matahari berangsur angsur menjadi dingin membeku setelah beberapa juta tahun berikutnya. Kejadian membesarnya matahari kita inilah yang tentunya membuat seluruh peradaban dimuka bumi akan musnah karena terpanggang panasnya matahari.
Nah kejadiannya ternyata lebih cepat (ngak tahu beberapa tahun dari yang dapat dihitung secara teoritis). Coba tengok sekarang dibeberapa tempat seperti dilaporkan mengalami kenaikan suhu sebesar 3 derajat C atau bahkan sampai dengan 5 C. Apakah kita menyadarinya ?, tentu saja kita mengalaminya dengan sadar.Dari Media Indonesia saya mencuplik gambar melelehnya daerah es di Islandia, ini belum pernah terjadi sebelumnya.




Kalau kembali ke tahun 60’ an atau 70’ an, kita bisa bermobilria tanpa menggunakan AC, kaca film yang tebal, kaca jendela bisa dibuka dengan nyaman. Coba saja sekarang, pernah nggak kita lihat mobil yang berlalu lalang dengan membuka kaca jendela, atau hanya beberapa persen mobil yang tak ber AC?
Saya pernah tinggal di Bandung di akhir tahun 70’ an sampai pertengahan 80’ an. Waktu itu kalau pagi kita berjalan di sekitar jl. Dago, Hasanudin, Tengku Umar, atau disekitar Gedung Sate ; kenyamanan udara masih terasa, baik kesejukan maupun kebersihannya. Kalau malam hari tentunya masih “dingin” dan definitely tidak membutuhkan AC. Coba saja sekarang bandingkan.. terasa sekali bedanya .So .. can we do something about it.?

Jumat, 30 November 2007

Six Degrees of Separation

Pada tahun 1929 pertama kali seorang penulis Hungaria Frigyes Karinthy memperkenalkan teori tentang Six degree of separation didalam bukunya ”Chains” (resource nya disini). Teori ini mengatakan bahwa seseorang di bumi ini dapat berhubungan (connected) ke siapapun di dunia ini melalui link (jaringan sambung menyambung) yang tidak lebih dari lima perantara. Bingung..?, misalnya saja anda, anda akan bisa terkoneksi dengan seseorang di Peru melalui paling banyak 5 orang perantara (6 orang apabila termasuk orang yang dituju). Atau saya bisa janjian sarapan dengan Julia Roberts melalui paling banyak 5 orang intermediaries (perantara), hebat kan... ini juga disebut small world phenomenon.
Nah itu baru ditahun 1929, kalau ditahun sekarang ini atau tahun tahun mendatang sepertinya dengan makin pesatnya perkembangan dunia internet, rantai perantara bisa semakin pendek (ada mailing list, ada weblog, friendster dan sebagainya).itu dugaan saya pada mulanya, ternyata saya salah ..lho, pada tahun 2001 seseorang peneliti (Duncan Watts dari Colombia University) melakukan research menggunakan pesan-pesan e-mail ternyata tetap menjumpai persamaan seperti teori sebelumnya yaitu, paling banyak 5 perantara...:-)

Rabu, 28 November 2007

Forum Diskusi Integrasi Sistem Infrastruktur.

Hari ini (27 Nov 2007) saya secara kebetulan dan mendadak ikut suatu Forum Diskusi Integrasi Sistem Infrastruktur di Jakarta dan Bodetabekjur di Engineering Center nya UI Depok. Yang kebetulan hadir antara lain adalah Dorojatun Kuntjoro Jakti, A.R Suhud, Hermanto Dardak, Suyono Dikun dan beberapa ahli transportasi dari berbagai perguruan tinggi, juga tentunya Dekan Teknik dan Rektor UI.
Banyak pendapat yang bagus bagus yang secara konseptual tidak hanya melulu disoroti dari sektor transportasinya saja, tidak mem blame siapapun, dan ini keperluannya untuk diserahkan kepada Pemda-Pemda yang dapat dijadikan referensi bagi penyusunan Rencana pengembangan dan pengelolaan wilayah (RUTR).
Ada beberapa statement yang menarik tentang Megapolitan, tentang sudah banyaknya Master Plan yang dibuat (tetapi yang belum ada adalah Masternya Master Plan... orang yang kuat yang dapat mengimplementasikan Master Plan dengan konsisten). Tetapi tampaknya Keterintegrasian yang menjadi kata kunci akan sangat sulit tercapai manakala arogansi kelompok, sektor, kepentingan masih mengemuka. Yang mau membuat kereta api ya buat rencana sendiri. Sementara yang mau membuat jalan raya terus saja melanjutkan acaranya, yang menggelar Busway juga terus saja. Belum pernah ada suatu assessment atas unjuk kerja masing masing kepentingan tersebut. Ada pendapat bahwa sebelum kita mengimplementasikan suatu rencana sebaiknya option-option sudah disosialisasikan (dan ini butuh beberapa waktu sehingga masyarakat tidak kagetan menghadapi perubahan yang cepat).
Anyway ..busway still on the way, isn't that right Mr.Governor ?

Selasa, 27 November 2007

“Uang Transport” ….dan "Transport Uang".

Pengertian normal untuk istilah "uang transport" adalah sejumlah uang yang dibutuhkan/dikeluarkan untuk keperluan transport. Namun istilah itu juga mempunyai konotasi negative yang barangkali malah lebih sering diartikan seperti itu. Uang transport sering diasosiasikan menjadi suatu biaya yang biasanya dikeluarkan untuk keperluan diluar biaya resmi. Sebenarnya ada kemiripan dengan istilah ”uang lelah” atau ”uang rokok” ; tetapi untuk istilah ”uang lelah” agaknya terlalu ’blue-collar’ (kerah biru), sementara itu ”uang rokok” akhir-akhir ini agak jarang digunakan (perokok semakin kurang populer, atau karena rokok adalah unhealthy product). Nah Uang Transport ini bisa di posting untuk macam-macam hal (kategori); ..memang benar untuk ’ongkos’ transport tetapi dilebihkan (ingin membantu ,kasihan), ingin memberi sesuatu tapi tidak punya alasan yang baik (semacam hadiah ), upah kepada seseorang karena melakukan sesuatu yang kita butuhkan, suap kecil-kecilan (kalau gede-gedean namanya jadi ..UANG TRANSPORT..). Uang Transport juga acap kali berdampingan dengan uang kehadiran, uang makan atau beberapa istilah lainnya dan sudah ”biasa” dan ”dibiasakan” diseluruh strata kehidupan masyarakat kita. Any comments ?

Nah bagaimana pula dengan "transport uang"? yang umum maksudnya adalah perpindahan uang ; by manual,.. by electronic,.. by post,..and by promises.
Kategorinya menurut saya bisa 'resmi dan bersih', '..tidak resmi tapi bersih, '..resmi tapi kotor', ..dan '..tidak resmi dan kotor'. Sebagai contoh kalau yang wajar tentu saja perpindahan/pengiriman uang dari anak ke orang tua atau sebaliknya (ini tentu resmi dan bersih), Untuk hal lain misalnya aliran dana BLBI atau aliran dana Dep. Kelautan yaa silahkan cari sendiri masuk kategori yang mana..?

Minggu, 25 November 2007

There are no free roads...

Slogan tersebut dimiliki oleh Asosiasi Internasional jalan/ jembatan tol, maksudnya kira-kira adalah bahwa tidak ada jalan yang gratis ..“one way or another, people (somebody) have to pay for using the road”, entah dari pajak atau kutipan langsung pada saat melakukan perjalanan. Tapi apakah akan ada jaminan bahwa fasilitas (prasarana) yang ada dapat memberikan tingkat pelayanan yang memadai?.
Take Jakarta for example...saya membaca di KOMPAS bahwa luas jalan hanya 6,5 % dari seluruh luas DKI (total lajur panjang jalan adalah 7.500 an km) , padahal kata ahli transportasi luas minimal agar supaya tidak macet adalah 15 % an. Jumlah kendaraan di ibukota sudah mencapai 4,7 juta kendaraan (termasuk 2,6 juta sepeda motor), dengan tingkat pertumbuhan 5 % per tahun, sedangkan pertambahan kapasitas jalan hampir nihil (eeh... malah dikurangi karena BUSWAY..).
Dengan kondisi tersebut produsen kendaraan bermotor tidak ingin dipersalahkan seolah-olah karena produksi kendaraan yang 400 ribu unit pertahun menjadi penyebab kemacetan di jalan raya. Mereka berkilah ; ’coba lihat di negara tetangga doong...’, Malaysia penduduknya 24 juta, produksi kendaraannya pertahun 600 ribu unit, Thailand yang penduduknya 67 juta mempunyai produksi 700 ribuan unit kendaraan. Lha Indonesia yang berpenduduk 200 juta, kok dibilang produksinya kebanyakan ?.
Kalau gitu yang salah adalah kurangnya pertambahan jaringan jalan ?, atau manajemennya ?.

Gambar saya ambil dari website SCTV, yang memperlihatkan para pemangku kepentingan sedang berdebat mengenai kemacetan di Jakarta. Kira-kira hasil debatnya apa yaaa...There are no free roads bisa diartikan bahwa tidak ada jalan yang longgar/lowong ….barangkali.

Jumat, 23 November 2007

Brian May jadi Rektor ?




Fisikawan menjadi Rektor suatu Universitas tentunya ini biasa dan bisa dipahami, tapi coba simak kalau fisikawannya adalah Brian May gitaris kelompok Queen yang melegenda.
May akan mulai bertugas mulai Februari depan sebagai Rektor di Universitas John Moores Liverpool, dia baru meraih PhD. dibidang Astrofisika belum lama ini, thesisnya saja berjudul “Kecepatan Radikal Dalam Awan Debu Zodiac” kebayang aja kan masalah matematika, kuantum, filsafat materi yang disajikannya. Yang patut dipujikan adalah karena hal tersebut keluar dari seorang gitaris handal dari sebuah supergroup rock.Padahal yang banyak orang ketahui adalah keistimewaan dari gitar berwarna merahnya yang mempunyai warna suara spesifik tidak ada duanya.“Is this the real live,..or it’s just a fantasy” (Bohemian Rhapsody). Selamat deh untuk Brian.

Di belahan dunia lain juga ada sih Doktor jadi Presiden (atau Presiden jadi Doktor ya..?). Bintang film jadi Gubernur, pemain harmonika jadi CEO perusahaan atau pemulung jadi kepala sekolah. Didalam film Forest Gump disebutkan “Life is like a box of chocolate .. you never know what’s in it..”.
Inti dari semua tadi adalah bahwa ..kehidupan yang diberikan oleh Allah Swt. adalah bentangan luas dari kemungkinan-kemungkinan dimana kita diberi kebebasan untuk memilih yang terbaik untuk kita… “think big ..then you will be big, think good you will be better, think sad you will be poorer “…wah ..beraaat

Kamis, 22 November 2007

Kereta Api Bandara (KERABAN) di Jakarta ..kapan ?

Jakarta sebentar lagi memiliki Public Facility baru yaitu infrastructure transportasi jalur Kereta Api modern yang menghubungkan Bandar Udara Soekarno Hatta dengan Jakarta center.

Infrastruktur yang bernilai antara 3 - 5 Triliunan ini memiliki panjang sekitar 30 an km dari stasiun KA Manggarai melintas melalui Dukuh Atas, Angke ke Bandara Cengkareng di Tangerang tentu saja merupakan kebutuhan logis dari perkembangan kebutuhan kota metropolitan seperti Jakarta.

Bayangkan, sekarang saja jumlah penumpang di Bandara Soetta (Soekarno Hatta) sudah mencapai 32 juta per tahun dengan tingkat pertumbuhan di atas 10% per tahun. Ini dipacu antara lain dengan semakin banyaknya Low Cost Carrier yang mengudara. Kalau peningkatan traffic tersebut hanya menggunakan jalan raya tentu tidak akan mencukupi apalagi kalau kapasitas jalannya juga tidak ditambah,... imagine...kalau seseorang harus berangkat 4 jam atau lebih sebelum take off karena ingin menghindari antrian di jalan tol cengkareng.



Saya mendengar bahwa pihak yang akan mengelola KERABAN ini menamakan jalur transportasi ini "Smartlink" . Membayangkan namanya saja kita tentu berharap bahwa jalur transportasi umum ini bisa menjadi Icon baru (yang Smart) perkembangan kota Jakarta seperti di Kuala Lumpur, Hongkong atau Bangkok.

Lha kalau dari Bandara sudah terkoneksi ke City center kan masyarakat dari Bandung Bogor Bekasi atau kota kota disebelah timurnya akan mempunyai akses langsung ke Bandara (via Manggarai). Asalkan dikelola dengan "Smart" pasti akan memberikan servicability yang tinggi dan mengurangi pemborosan.



Lantas kapan ini bisa terealisasi..?, dari berita yang ada katanya paling cepat tahun 2009 sebagian dari link tersebut bisa beroperasi. Tapi saya membayangkan tentunya banyak prasyaratnya misalnya; penyempurnaan fasilitas antar moda, penyempurnaan aksesibilitas ke stasiun, kelengkapan City air terminal tariff policy dan... perlunya dukungan pemerintah pusat dan daerah secara murni dan konsekuen. Terserah deh kita ingin membuatnya menjadi obsesi dan fantasy saja atau ingin menjadikan ini kenyataan.

Menunggu GODOT eh…BOLA

Tulisan ini saya buat sambil menonton TV menunggu Qualifying Euro 2008 kejuaraan Bola Eropa tahun 2008. Terbayang kalau bisa ikut larut dalam emosi penonton dari negara negara yang bisa berbicara di sepak bola dunia.
Tapi ya mana mungkin bisa wong PSSI hanya bisa mengumpulkan rekor kekalahan dan kemelut kepengurusan.
Sebenernya dari sisi mana sih bisanya kita membuat bench mark dengan negara lain kalau dibilang negara ini miskin, lha negara di negara kecil di benua lain juga banyak yang di bawah kita kok bisa jago mainnya. Kalau dibilang orangnya secara fisik kecil-kecil lha di Korea atau Jepang juga tidak lebih besar (sekali) dari kita. Dari jumlah penduduk dan luas wilayah ya jelas kita banyak dan gede banget, tapi kok ya kalah 7 – 0 dari Suriah. Dari fanatisme , jelas kita lebih unggul let say.. daripada Amerika Serikat apalagi kita juga punya Bonex dan Jakmania , kalau penonton di Eropa sana mati satu orang karena kerusuhan, di Indonesia bisa tiga atau empat orang.
Prestasi terbaik dari PSSI .... waah kapan ya saya lupa, waktu di Australia melawan Rusia pada event Olimpiade (jamannya Ramang), atau waktu beberapa bulan lalu saat Piala Asia.
Ya kita sekarang nunggu saja ... barangkali pengurusnya ganti, pemainnya ganti, cara pembinaannya ganti, lapangannya ganti (jadi futsal dong..? supaya lebih kecil). Atau lawannya yang kita ganti supaya bisa PSSI bisa menang. Lha ini sih nunggu GODOT namanya....padahal sebenarnya saya lagi nunggu nonton pertandingan BOLA di TV lho.

Senin, 19 November 2007

Transportasi Unggulan Betawi (TUBe)

Kalau di negara asalnya Inggris Tube bisa diartikan saluran bawah tanah (juga mungkin berarti subway). Kalau di Jakarta yang lagi populer sejak pertengahan tahun 2007 ini TUBe berarti Transportasi Unggulan Betawi alias BUSWAY alias YOSWAY (it was named after the person who has the courage of choosing this bloody system).

Niatnya sih baik, untuk memperkenalkan suatu Traffic Demand Management System di DKI.
Lho kalau maksudnya baik kenapa kok banyak ditentang?, masyarakatnya dibilang arogan oleh Pemda, Pemda nya dibilang goblog (maksudnya bodoh, bukan ‘jadilah blogger’ ) oleh masyarakat. Yang jelas program ini telah memboroskan berapa juta liter BBM di jalan yang macet, belum terhitung dari produktifitas.
Saya nggak yakin, berapa sih penumpang yang berpindah dari kendaraan pribadi ke TUBe tsb?, apakah sudah disinkronisasikan rencana antar moda?, feeder systemnya ?, level of servicenya?. how to promote/educate ?
Tapi yang pasti Pemda DKI sekarang memiliki suatu lajur (kapasitas), yang dibuat tanpa harus melebarkan jalan , dan nanti who knows lajur tersebut bisa jadi lajur kereta/trem atau bahkan sepeda (supaya sehat) sebagai pengganti Bus yang sekarang.
Siapa berani taruhan ?.
Saya punya senior yang jadi pejabat di DKI dulu sih namanya Ir Basri, tapi mungkin sekarang namanya jadi Ir Basweiy (masih mirip kan... maksain)

Transportasi Air


Yang saya maksud disini bukan alat pengangkutan melalui air, tetapi perpindahan air di muka bumi ini khususnya air permukaan.
Waktu masih di SMP guru saya mengatakan bahwa definisi Sungai adalah: “air yang mencari keseimbangan”. Pada kala itu di Jakarta, dimana saya bertempat tinggal masih sedikit daerah yang terkena genangan air permukaan alias BANJIR.

Setelah beberapa puluh tahun berselang di Jakarta, ada yang masih TETAP dan ada yang BERUBAH. Yang masih TETAP tentu saja ‘AIR’ nya yang datang pada masa penghujan dan juga sifatnya seperti yang guru saya katakan selalu mencari keseimbangan.

Lha yang BERUBAH banyak sekali ;
Sungainya berubah, penampang basahnya berkurang karena sedimentasi dan penyempitan.

Tata guna lahan tentu saja berubah dahsyat, daerah terbuka hijau berganti fungsi, hutan beton dan aspal bertambah secara massal. Saluran got tertutup atasnya sehingga sulit terkontrol.

Penduduknya tambah buaanyak (tapi nggak tambah pinter), malah menambahkan jumlah masalah secara deret ukur.

Pemerintahannya, silih berganti kepemimpinan, tapi ya tetap saja masalah regulasi yang kurang lengkap, kalaupun lengkap enforcement nya yang tidak baik. Rencana tata ruang berubah-ubah tanpa kepastian.

AIR yang rumus dasarnya H2O, nggak perduli dengan perubahan-perubahan tersebut di atas, tetap saja dia mencari keseimbangan, disana sini di sumpal, tidak diberi akses ya ngamuk lah dia menjadi banjir. Kok kita manusia ini tidak pernah sadar bahwa AIR sih tetap saja, yang rusak dan mbeling adalah manusianya; saya, kamu, dia, miskin, kaya, pejabat, pengangguran.
Jadi semuanya saya kira jelas yang kusut adalah manusia dan seluruh sistem pengaturannya. Saya tidak setuju dengan syair lagunya Milly Vanilli ; .. Blame it to the rain..

Jumat, 16 November 2007

Transportasi Umum Masal

Sebetulnya bisa nggak sih kemacetan di Jakarta ditanggulangi.?.Barangkali sudah banyak pakar/ahli transportasi, ekonom dan sosiolog berbicara mengenai ini.

Ada belasan studi yang bertumpuk di instansi-instansi perencana infrastruktur di kota dan negara ini, tentunya dengan biaya yang tidak kecil, tapi kenapa hasil yang diharapkan tidak memuaskan ?

Yang kita tahu memang antara para pihak gak pernah punya motivasi dan tujuan yang sama, idealnya sih planners, politicians dan decision makers duduk bareng dengan satu kepentingan besar 'untuk dan hanya untuk' masyarakat.

Coba kalo kita punya moda transportasi angkutan umum masal yang cukup memadai pasti gak bakalan ada inefisiensi (baca" pemborosan") karena kemacetan. Stop deh arogansi kelompok, dan duduk bareng untuk atasi kegilaan ini

Kamis, 15 November 2007

Transportasikan Pemikiran Anda

Kebebasan manusia yang paling mendasar setelah kebebasan untuk hidup adalah kebebasan untuk berpikir.
Transportasikan pemikiran anda kepada Dunia. Shout out.... eksppresikan diri kita.