Kamis, 22 November 2007

Kereta Api Bandara (KERABAN) di Jakarta ..kapan ?

Jakarta sebentar lagi memiliki Public Facility baru yaitu infrastructure transportasi jalur Kereta Api modern yang menghubungkan Bandar Udara Soekarno Hatta dengan Jakarta center.

Infrastruktur yang bernilai antara 3 - 5 Triliunan ini memiliki panjang sekitar 30 an km dari stasiun KA Manggarai melintas melalui Dukuh Atas, Angke ke Bandara Cengkareng di Tangerang tentu saja merupakan kebutuhan logis dari perkembangan kebutuhan kota metropolitan seperti Jakarta.

Bayangkan, sekarang saja jumlah penumpang di Bandara Soetta (Soekarno Hatta) sudah mencapai 32 juta per tahun dengan tingkat pertumbuhan di atas 10% per tahun. Ini dipacu antara lain dengan semakin banyaknya Low Cost Carrier yang mengudara. Kalau peningkatan traffic tersebut hanya menggunakan jalan raya tentu tidak akan mencukupi apalagi kalau kapasitas jalannya juga tidak ditambah,... imagine...kalau seseorang harus berangkat 4 jam atau lebih sebelum take off karena ingin menghindari antrian di jalan tol cengkareng.



Saya mendengar bahwa pihak yang akan mengelola KERABAN ini menamakan jalur transportasi ini "Smartlink" . Membayangkan namanya saja kita tentu berharap bahwa jalur transportasi umum ini bisa menjadi Icon baru (yang Smart) perkembangan kota Jakarta seperti di Kuala Lumpur, Hongkong atau Bangkok.

Lha kalau dari Bandara sudah terkoneksi ke City center kan masyarakat dari Bandung Bogor Bekasi atau kota kota disebelah timurnya akan mempunyai akses langsung ke Bandara (via Manggarai). Asalkan dikelola dengan "Smart" pasti akan memberikan servicability yang tinggi dan mengurangi pemborosan.



Lantas kapan ini bisa terealisasi..?, dari berita yang ada katanya paling cepat tahun 2009 sebagian dari link tersebut bisa beroperasi. Tapi saya membayangkan tentunya banyak prasyaratnya misalnya; penyempurnaan fasilitas antar moda, penyempurnaan aksesibilitas ke stasiun, kelengkapan City air terminal tariff policy dan... perlunya dukungan pemerintah pusat dan daerah secara murni dan konsekuen. Terserah deh kita ingin membuatnya menjadi obsesi dan fantasy saja atau ingin menjadikan ini kenyataan.

Tidak ada komentar: