Kamis, 20 November 2008

Madura

Sebentar lagi Pulau yang berada si sebelah Timur kota Surabaya ini akan dihubungkan dengan sebuah jembatan terpanjang di Indonesia.
Jembatan Suramadu yang merupakan "cable stayed Bridge" telah dimulai pembangunannya sejak 4 tahun lalu diharapkan bisa dilewati lalu lintas dibulan April 2009, sampai dengan saat ini progress fisik pembangunan Jembatan telah mencapai 87,22% (Silakan lihat diwebsite ini). Jembatan yang mempunyai panjang 5,4 km ini nantinya akan menjadi jembatan Tol pertama yang menyeberangi laut.

Proyek Jembatan Tol ini secara finansial tampaknya tidak feasible, tetapi akan menjadi penting artinya apabila dilihat secara ekonomi dan sosial, sepertinya proyek ini mempunyai nilai tersendiri.

Dan perlu diamati pula pola pengembangan daerah di Pulau Madura apakah daya dukung alamnya mampu berkolaborasi dengan kepentingan pengembangan investasi industri atau infrastruktur lainnya.
Beberapa waktu yang lalu saya sempat mampir ke Pulau Madura dan juga sempat melewati sebagian dari Proyek Suramadu.

Tidak cuma sekedar melihat bagaimana Suramadu dibangun, di Madura saya juga sempat melihat Karapan Sapi “in live mode”, bukan main... Banyak hal yang belum terungkap mengenai kekhasan Madura dan segala kulturnya.
Ini beberapa cerita bergambar yang ingin disharing..

Suramadu :



Dari tengah jembatan mengarah ke Selatan (Surabaya cause way)






Berdiri di atas Pier 36 (diujung yang baru saja jadi), ke arah Utara (Madura), tampak pengerjaan Pier Pier selanjutnya di tengah laut




Dari Selat Madura

Karapan Sapi :


Tari Pecut, sebelum "the Race" dilakukan, look at the crowd , meskipun akan hujan penonton tetap setia.





Ini jagoan saya sebelum bertanding



Ternyata jago saya kalah tipis




Pengisi perut sambil menunggu waktu tanding berikutnya, untuk mempersiapkan sebelum start nampaknya cukup membutuhkan waktu yang lama









Tahunya mminginii, tapi perut perlu diasuransikan











Ternyata "Bebek" lebih unggul di garis finish






The Perfect House

Pada bagian acara Konferensi JTC ke 10 di Surabaya ada kunjungan wisata yang diprogramkan, salah satunya adalah kunjungan ke “House of Sampoerna” atau “The Perfect House” in English. Kalau sejarah berdirinya Kerajaan Rokok beserta situs ( The House nya) tentu dapat dilihat di website ini , yang menurut saya menjadi istimewa ialah bagaimana Perusahaan rokok ini bisa berkiprah di masyarakat (barangkali istilah ngetrendnya adalah Corporate Social Responsibility), di Museum itu kita bisa lihat dari seonggok tembakau bisa berkontribusi dalam kemajuan masyarakat dibidang Pendidikan ( Sampoerna Foundation), bidang Seni dan Olahraga (misalnya mendanai program Musik dan event Olahraga), selain tentunya menyediakan lapangan kerja, serta kontribusi pajak.

Tapi tentunya saya gak bisa komentar tentang kontribusinya di bidang kesehatan masyarakat.. he...he
Di dalam postingan ini saya hanya mau share gambar untuk memento saja


Dari sini semua berawal (tembakau)



Pekerja yang sangat terampil dan disiplin sedang melinting rokok


Hasil lintingan dikumpulkan



This is what they look from distance, sangat seragam dan memberi kesan unik pada gerakan mereka yang seperti mesin



House of Sampoerna terdiri dari Museum, Gallery,dan Cafe selain tentu saja bagian pembuatan Rokok sebagai exhibition. Semua tentu saja bernuansa Sampoerna, bahkan terlihat pada Ornamen di Toilet.

Tanggung Jawab Intelektual ?

Salah satu tanggung jawab orang yang intelek (berpendidikan) adalah melakukan seminar... benarkah ?. Because that’s one of the way to learn, to compare and to change... is it right ?.aaah belum tentu kali yaaa... apakah orang yang berpendidikan harus seminar atau orang yang seminar harus berpendidikan atau orang bisa jadi lebih berpendidikan kalau ikut seminar.. bingung kan ?

Terserah deh bener atau nggak, tetapi secara umum manusia memerlukan wahana interaksi yang dalam ukuran budaya kekinian disebut dengan seminar atau konperensi.

Nah kebetulan beberapa waktu lalu pada saat kita memperingati hari Pahlawan ke 63 di Surabaya saya ikut seminar didalam suatu konperensi. Yaah seperti biasa disitu ada beberapa paper yang disajikan, didiskusikan, tanya jawab dan di resume dalam suatu ringkasan. Konperensinya bertajuk 10 th Joint Technical Conference (JTC 10) dengan Topik pembahasan Public Involvement in Toll Road Development, kebayang kan ? pesertanya operator dan regulator jalan Tol dari 6 negara (Jepang, China, Korea Selatan, Malaysia, Thailand dan Indonesia).


Dan ternyata dari isi makalah yang disajikan, ada negara yang membuat public involvement dengan very regulated (mungkin malah over regulated) tetapi susah dipraktekin, sementara ada di negara lain yang regulasinya biasa saja, tetapi praktek dilapangannya lebih dapat diterima oleh masyarakat.

Yaaah ada manfaatnya untuk saling sharing dalam senang dan susah nya untuk jadi pengelola atau regulator Jalan Tol.


Rabu, 05 November 2008

Untung bukan orang Ozie


Ucapan Selamat datang dan salut untuk Pangeran Charles dari Inggris yang datang ke Indonesia. Kunjungan beliau beberapa hari yang lalu menurut saya sangat istimewa dilakukan oleh seorang negarawan sekaligus seorang Pangeran.

Untung saja beliau bukan warga negara Australia (meskipun Australia adalah salah satu negara Commonwealth).
Kalau beliau warga negara Australia tentunya dia tidak akan datang ke Indonesia karena Pemerintah Australia memberikan travel warning kepada warganya untuk tidak ke Indonesia.

Padahal boleh dibilang Inggris Raya adalah embahnya Australia, terus kamsudnya Pemerintah Ozie apa siih ?.
Charles bahkan berkunjung ke Borobudur, Pesantren dan lingkungan konservasi hutan, hebat kan.

Mudah mudahan datangnya Sang Pangeran bisa menjawab bahwa Indonesia baek baek saja kok, meskipun kerusuhan akibat ketidak puasan Pilkada ada dimana mana (lho ini kan cirinya Demokrasi toh.!)


gambar dari ANTARA/Anis Efizudin

OBAMMA MIA....

Lagi musimnya Pemilihan, semua dikaitkan dengan election, vote, pilkada, pemilu.
Pilkada disana sini dinegeri ini, dan Pemilu di USA.

Pemilihan di negara embahnya Demokrasi (katanya) paling ditunggu hasilnya, dari pengamat politik, pengamat ekonomi, sampai sampai mungkin bebotoh perjudian semua mengikuti beritanya, ikut memberi komentar ikut merasa memiliki Vote 2008 di Amrik sana.

Barrack Obama Calon Presiden yang mengusung issue CHANGE menghangatkan "Obamania" yang terjadi di mana mana bahkan di luar USA sekalipun.
Nah ternyata siang ini (WIB) Obama dipastikan menjadi elected President. He will be the 44th, and the first black President in the country.


Pada pidato pertamanya dia bilang bahwa dinegaranya yang Demokrasi, segalanya mungkin terjadi.

Apakah memang USA adalah eyangnya Demokrasi di dunia ?.

Setahu saya dari 43 Presiden yang memimpin bangsa itu, belum pernah ada wanita yang menjadi Presiden.
Dinegara lain sudah banyak yang berpengalaman memiliki Kepala Pemerintahan wanita bahkan di negara yang “dianggap” developing countries dan tidak demokratis pernah memiliki Kepala Pemerintahan wanita (Indonesia, Pakistan, India, Srilanka dsb.).
Disini ada quota 30 % untuk Caleg wanita, disana ada gak ya ? dan kalau saya gak keliru , di Amerika hak pilih untuk wanita disyahkan di tahun 1920.

Cara Pemilihannya juga pakai azas electoral votes di negara bagian masing masing. Masih mendingan di kita yang setiap satu suara dihitung langsung.
Bahkan di Indonesia kita pernah memiliki Presiden yang sangat kurang indera penglihatannya.

OK lah saya bukan politikus, gak tahu mana yang lebih demokrasi, yang jelas Obama punya hubungan tersendiri dengan Indonesia karena dia pernah “jadi orang Indonesia", bersekolah di Indonesia.


Saya jadi bangga dan semakin percaya dengan sistem pendidikan di Indonesia. Obama baru sekolah 4 tahun saja (Sekolah Dasar belum tamat ) di Indonesia sudah bisa jadi Presiden Amerika, apalagi kalau sekolahnya sampai S1 atau S2 di Indonesia yaaa?...he..he

Selamat deh untuk Barry .... OOBAMMA MIA

Senin, 03 November 2008

Komentar Tol

Selagi saya di Surabaya setelah melihat ke Porong dan Gempol saya kembali ke arah Surabaya.
Berhenti sejenak di Tempat Istirahat di Km 25 (saya kira tempat istirahat ini baru dan belum di buka secara keseluruhan), saya melihat rambu mengenai salah satu pelayanan di tempat istirahat itu. Maksudnya ada tempat mandi air dingin dan air hangat, tapi nggak tahu deh apa maksudnya mandinya boleh bercampur Women dan Men seperti di gambar rambu tersebut.



Dari tempat istirahat kemudian perjalanan di teruskan ke arah Surabaya menuju Bandara Juanda. Naaah sempat melewati Jalan Tol dari Waru ke Bandara Juanda yang juga masih baru kinyis kinyis.Nah lo, di jalan tol yang dibangun trilyunan Rupiah itu saya sempat mengabadikan “kekosongan” prasarana tersebut. Laah lantas prasarana sebagus indah, dan mahal itu kita bangun untuk siapa yaaa?. Level of Utility nya rendah banget, atau salah prediksi kah ?

Jalan Tol Waru Bandara Juanda

Porong Gempol (2)

Beberapa Bulan yang lalu saya sempat posting Porong Gempol, dan minggu lalu tanggal 30 Oktober 2008 saya kembali diberi kesempatan untuk melihat daerah yang terkena limpasan Lumpur Sidoarjo (LUSI) yang juga terkenal dengan nama “Lumpur Lapindo”. Tampaknya tidak banyak tulisan yang akan diposting, saya kira beberapa gambar akan lebih jujur mewakili hal hal yang “tidak pernah terbayangkan” oleh masyarakat yang terkena dampak kejadian tersebut.

Foto diambil dari jalan tol Km 37 + 200 tepatnya di atas ex (bekas ) jembatan (overpass) Porong mengarah ke Selatan. Overpass Porong ini (dahulunya) melintas di atas Jalan arteri Propinsi yang menghubungkan Surabaya ke daerah di Selatan (Gempol). Kini overpass ini telah dibongkar untuk mencegah kemungkinan rubuh akibat semakin meluasnya gempuran LUSI. Di latar belakang tampak asap mengepul yang merupakan lokasi pusat semburan lumpur.




Foto diambil diujung overpass yang telah dibongkar tampak masih terlihat bekas pier overpass, dan terlihat juga arus lalu lintas di jalan arteri Propinsi dan juga kereta api yang “hanya” berada beberapa puluh meter saja dari tepi tanggul setinggi lebih kurang 15 meteran.





Tampak lautan lumpur diantara tanggul luar (di latar depan) dengan tanggul dalam (di dekat pusat semburan).






Dari atas ex overpass tampak keadaan lalu lintas di arteri dan di latar belakang terlihat pula di atas tanggul banyak masyarakat luar daerah yang ingin melihat ke lautan lumpur (wisata lumpur?).




Saya kemudian berjalan ke arah lebih Selatan lagi tepatnya di atas Jembatan Kali Porong ( juga di bekas jalan tol Surabaya – Gempol). Dan melihat pemandangan yang sangat kontras antara Kali Porong di sebelah hulu dengan di sebelah hilir dari atas jembatan tersebut.




Kali porong di sebelah Hulu dari atas jembatan kali Porong.




Kali Porong di sebelah Hilir, dimana tampak banyaknya endapan LUSI yang dipompakan ke kali tersebut. Terlihat beberapa backhoe sedang bekerja mengeruk dan mengangkat endapan lumpur dari sungai (sampai kapan ya mereka melalukan itu ..?).





Tampak satu dari beberapa “outlet” aliran lumpur Lapindo alias LUSI yang dipompakan ke kali Porong melalui pipa pipa besar.


Prihatin, prihatin, prihatin melihat semua itu, bencana kemanusiaan, bencana lingkungan sangat jelas di depan mata (cetho welo welo..). Jangan tanya siapa yang bertanggung jawab atas tragedi ini dan juga yang bertanggung jawab atas penanggulangannya, wong belum lama ini juga di Cape Town, Afrika Selatan, hasil Seminar tentang Musibah ini kok malah di voting (gak ilmiah babar blasss.. lihat TEMPO 9 November) oleh American Association of Petroleum Geology (AAPG).


Masih ke sebelah Selatan lagi terlihat di ujung jalan tol Surabaya – Gempol masih berdiri Gerbang Tol beserta gardu gardu tol nya yang sudah tidak beroperasi lagi. Entah berapa potensi kerugian yang dipikul oleh Operator Jalan Tol ini (Jasa Marga) karena tidak dapat dioperasikannya ruas tersebut, asset asset operasinya, bangunan gedung dan peralatannya, tenaga kerja “idle” yang harus ditanggung.


(Bekas) Gerbang Tol Gempol.
Sampai kapaaaan...

Kamis, 30 Oktober 2008

Pemudi Pemuda

Tanggal 28 Oktober tahun ini kita memperingati Hari Soempah Pemoeda yang ke 80 tahun. Di kantor, peringatan ini dilalui dengan upacara pengibaran Bendera. Upacara yang standar itu salah satu themanya kalau nggak keliru adalah untuk memotivasi kita semua anak bangsa menjadi manusia berpredikat Nasionalis Religius (wah kok kaya platform Partai yaa..) yang dapat meneruskan cita cita para pendahulu Bangsa.

Meskipun agak gerimis, Upacara berjalan lancar akan tetapi nyaris Nir-makna bagi saya sampai kemudian diperdengarkan lagu “Bangun Pemudi Pemuda”. Saya coba untuk mengingat lirik dari lagu tersebut yang pertama kali diajarkan pada waktu saya di bangku SMP, dan kemudian saya mencoba menyimaknya lebih dalam lagi

Bagian I

Bangun pemudi pemuda Indonesia

Tangan bajumu singsingkan untuk negara
Masa yang akan datang kewajibanmu lah
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa

Bagian II

Sudi tetap berusaha jujur dan ikhlas

Tak usah banyak bicara trus kerja keras
Hati teguh dan lurus pikir tetap jernih
Bertingkah laku halus hai putra negri
Bertingkah laku halus hai putra negri

Coba perhatikan Bagian Keduanya;
Betapa luhurnya karakter dari Pemudi dan Pemuda Indonesia yang diharapkan oleh penulis lagu ini (dan tentu kita semua bangsa Indonesia), seandainya kita bisa menjadi 50 % saja dari seluruh kata sifat di Bagian Kedua Lirik Lagu ini ….. sudah tuoop Markotop.
Coba aja .. ‘Bertingkah laku halus…’ hareee geneee… susah dicarinya daah

Komposer lagu ini adalah A. Simanjuntak yang berusia 23 tahun waktu dia menciptakan lagu ini di tahun 1943.Pada waktu itu beliau menjadi Guru Sekolah Rakyat di Semarang.

Two thumbs UP.. untuk beliau, lagunya membuat Upacara hari ini berarti untuk saya.

Senin, 27 Oktober 2008

Blogger's day

Pagi hari dari stasiun TV lokal saya dapet informasi bahwa hari ini adalah Hari Blogger Nasional. Hari ini memperingati acara temu Blogger di tanggal yang sama tahun 2007 yang lalu. Wah Blogger aja pake hari Nasional, bagaimana menurut khalayak ?, perlu nggak sih ?

Sampai saat ini konon katanya jumlah Blogger di Indonesia mencapai 600 ribu orang, ya kalau rata rata memiliki 2 Blog berarti jumlah blog di Indonesia mencapai 1,2 juta Blog. Belum tahu tuh komposisi jenis Blog di Indonesia, berapa persen yang buat nyari rejeki, berapa persen yang mengeluarkan pendapat pendapat murni, berapa persen yang Narsis murni dan berapa persen yang cut & paste saja.
Tetapi seberapa pentingnya angka komposisi tadi, nggak usah dipikirin ?, atau memang perlu di survey untuk melihat seberapa besar Blog dapat “memberi kontribusi positif terhadap masyarakat..” (seperti kata Saudara Menteri Kominfo beberapa waktu yang lalu).

Pesta Blogger 2008 akan diselenggarakan pada tanggal 22 November 2008 ini di Jakarta (saya juga pasang Banner untuk itu), ini semata karena saya mengaharapkan sarana Blog dapat mencerdaskan kita semua, meskipun ada pro kontra mengenai adanya sponsor dari Dept. Of State nya Amerika (lihat disini, ndoro kakung, Sang ketua pelaksana).




Kalau saya sendiri, Blogging saya posisikan sebagai tempat saya membuat opini, bercerita mengenai isi kepala saya (Mind) dan dokumentasi personal yang dapat saya salurkan (Transported) dan wariskan kepada semua orang terdekat saya, khususnya anak keturunan saya, maka dengan itu judul blog saya Mind Transportation begituu.

Bagaimana dengan anda ?, apa yang menurut anda sangat essensial dalam blogging?.

Sabtu, 25 Oktober 2008

Darling

Sadar Lingkungan..

Wis pokoke sudah banyak deh slogan slogan, istilah istilah yang mendorong, mengingatkan dan menggurui kita untuk sadar akan pelestarian lingkungan hidup. Ada lagi yang diprogramkan, diproyekkan dan dijadikan komoditas politik.


Tapi yang saya paling suka adalah slogan “ Think globally act locally” dan yang satu lagi “ bahwa.. Bumi ini bukan warisan untuk anak cucu kita tetapi kita pinjam dari mereka..”.
Dalam rangka semua itu, saya memeriksakan kendaraan yang biasa saya pergunakan sebagai alat transportasi sehari hari, untuk mendapatkan “Surat Keterangan Memenuhi Ambang Batas Emisi” dari Badan Pengelolaan Lingkuan Hidup Daerah Provinsi DKI. Prosesnya mudah dan cepat saja (sebetulnya ini kebetulan sekali ada program di tempat saya bekerja he..he).
Setelah selesai kendaraannya di test maka kemudian kaca depan kendaraan di tempeli stiker dan kita diberi buku keterangan Memenuhi Ambang Batas. Bentuk bukunya seperti paspor hijau dan didalamnya ada keterangan yang tercetak seperti Visa kunjungan yang ditempelkan di halaman buku paspor deh.



Yang menjadi ukuran ambang batas adalah kadar Karbon Monoksida (CO) dan kadar Hidro Karbon (HC) didalam gas buang kendaraan.
Sebetulnya di dalam Perda Provinsi DKI aturannya berbunyi bahwa kendaraan bermotor wajib memenuhi ambang batas emisi, Uji emisi dilakukan paling tidak 6 bulan sekali dan ini merupakan syarat dari pembayaran pajak kendaraan bermotor.
Maksud dari semua ini tentunya sangat baik dan mulia, tapi apakah aturan ini dapat berjalan dengan baik ?... ya paling tidak saya berwasiat pada diri sendiri untuk dapat memperhatikan atau peduli akan keadaan lingkungan hidup kita yang semakin parah kondisinya. Saya ingat bahwa untuk pertambahan sebuah kendaraan, kita membutuhkan 4 pohon besar untuk mengimbanginya.




Tulisan ini saya dedikasikan untuk anak keturunan saya Insya Allah, yang Buminya saya pinjam sekarang ini.

Minggu, 12 Oktober 2008

Homo Globulus

Beberapa waktu yang lalu di bulan Februari 2008, sempat membuat posting “Akhirnya datang juga”, yang berawal dari prakondisi yang cenderung mengarah ke kondisi resesi dunia, dan di akhir September kondisinya makin “Bragi” – Berasa Gimanaaa gitu..
Krisis finansial dan kepanikan terjadi di pasar saham dunia, tapi berimbaskah di Indonesia ?.

Pemimpin negeri ini bilang ini bukan seperti krisis tahun 1998, “..jangan khawatir, sudah disiapkan plan A plan B dan seterusnya untuk menghadapinya, ini hanya terjadi di luar sana, kita tidak akan terpengaruh, dan krisis menyangkut pasar modal saja, lebih baik memikirkan pasar Tanah Abang saja daripada pasar Saham ..yang terpengaruh hanya orang orang kaya saja ..dst”.
Tapi di kesempatan lain kebijakan yang dilakukan mencerminkan kesimpang siuran dan ketidak yakinan. Indeks Saham jeblok nilai dollar membumbung nggak rasional. Bunga bank dinaikkan padahal di regional malah turun, ..karena menjaga inflasi (katanya).
Pertemuan digelar dengan para penegak hukum (lho..?) karena ada indikasi permainan di Pasar Bursa, “spekulan mengkhianati rakyat Indonesia”, penyebar rumor mau dikejar sampai kelobang tikus dsb.
Bukankah semua itu juga merupakan imbas dari masalah Global ?, apakah kita tidak perlu khawatir karena konon pemain pasar saham kita 55% - 70 % an adalah pemain asing ?.
Saya sih memang hanya seperti kebanyakan rakyat Indonesia yang nggak mudeng dengan masalah ini secara detail. Apakah ini akan berpengaruh ke harga tempe, atau berpengaruh pada traffic volume di jalan raya ?, saya juga nggak tau. Hanya ada dua hal yang saya yakin, bahwa, pertama; manusia pada hakikatnya adalah Homo Ludens, senang “bermain” seperti di pasar saham ( makanya disinyalir banyak spekulan dan aksi goreng menggoreng harga). Dan yang kedua; kita sekarang adalah Homo Globulus (istilah saya sendiri) untuk manusia yang terkena efek Global, yang punya keterkaitan secara global, didunia yang makin sempit ini, jadi ya kalau NYSE batuk, Bursa Efek Indonesia juga suspend, ..sampai kapan ya?


Mussolini & Soeharto

“Apa persamaan antara Benito Mussolini dengan Soeharto disamping bahwa mereka berdua adalah pemimpin negara yang….dst..” demikian pertanyaan yang dibacakan oleh Helmy Yahya pada acara Bintang Pelajar, lomba kepinteran antar siswa SMP di AN TV tadi pagi.

Jawaban dari trivia ini cukup membuat surprise;
Baik Mussolini dan Soeharto menjadi Pemimpin pertama di negara nya yang membangun Jalan Tol. Mussolini memulai jalan tol Milano – Laghi sepanjang 479 km yang dioperasikan mulai tahun 1924, sedangkan Soeharto meresmikan Jalan Tol Jagorawi sebagai Jalan Tol Pertama di Indonesia tahun 1978.
Jalan Tol Milano – Laghi menjadi salah satu contoh PPP (Public Private Partnership) pertama di pembangunan infrastruktur jalan yang dinilai berhasil.Menurut referensi yang saya lihat, Jalan Tol tersebut well constructed dari sisi teknis meskipundari sisi feasibilitas agak kurang. Sementara itu di Indonesia masuknya swasta di sektor jalan tol dimulai akhir tahun 1980 an (dan faktor kesuksesannya sangat dipertanyakan).

Whatever, saya cukup heran atas pertanyaan yang dibuat oleh pembuat kuis tersebut, dan tentu saja tidak ada satu pelajarpun yang bisa menjawabnya. Namun di sisi lain saya jadi tertarik untuk menelusuri persamaan persamaan lain dari kedua orang tersebut.

Gambar diambil dari sini

Minggu, 05 Oktober 2008

Transportasi yang Beradab

Kamis 2 Oktober yang lalu saya sempat lihat sepintas acara di Metro TV , Kabaret nya Butet Kertarajasa. Apa yang dikatakannya didalam suatu monolognya bukanlah hal yang lucu, tapi sebaliknya bitter banget, pedes menonjok kerongkongan dan membuat kita jadi menyadari betapa mengesalkannya kondisi yang kita hadapi… Topiknya…Mudik.
Sudah berapa tahun sih kita berpengalaman dengan “ritual” Mudik ?, sudah puluhan tahun kebelakang kan..?, dan tentunya juga berpuluh tahun kedepan. Tapi kenapa kok setiap tahunnya baru di hari H–10 transportasi (khususnya prasarana transportasi jalan raya) siap menampung pemudik.
Dan yang lebih nelongso lagi, coba dipikirkan dan dirasakan, apakah prasarana dan sarana transportasi hanya dibuat (atau diperhatikan) hanya untuk “para pemudik” dan pada saat “mudik” saja ?, lantas dimana hak masyarakat lainnya pada saat tidak sedang suasana mudik ?, sah saja untuk terabaikan ?. Untuk apa ada ribuan insinyur dan ahli jalan di Indonesia ini ? , ngapain aja sejak H+1 sampai ke H–10 tahun depannya ?

Dalam monolog mengenai Transportasi yang Beradab tersebut, Butet antara lain menyoal tiga hal mengenai hak publik :
Pertama mengenai Kemudahan, kedua keadilan sosial, ketiga mengenai Lingkungan hidup.


Boro boro mikirin mengenai Keadilan sosial (untuk melayani para pini sepuh atau yang cacat) dan memperhatikan Lingkungan hidup (pada saat pembangunan dan pengoperasiannya), untuk menangani masalah Kemudahan saja masih harus nunggu H–10 atau mesti ada korban dulu seorang Sophan Sophian baru prasarana di perbaiki. Kenapa sih kita nggak pernah belajar ?, gregetan nggak?

Sabtu, 27 September 2008

So Hot

Saya membayangkan kalau Indonesia bisa menciptakan suatu alat yang dapat mengukur SPI ( bukan Satuan Pengawasan Intern, tetapi : Standar Pedas Indonesia).
Ya, bagaimana kalau kita bisa mempunyai lidah (atau mungkin rongga mulut) artificial yang dapat mengukur derajat “kePedasan” suatu unsur yang masuk kedalam mulut ?.

Kalau alat pengukur SPI (Standar Pedas Indonesia) tersebut sudah dapat di buat, dapat dibayangkan kegunaannya untuk kita :

Akan memudahkan kita kalau sedang memesan makanan ( sering kita memesan gado gado ditanya ; pedas atau sedang tanpa ukuran yang jelas). Turis asing juga nggak akan kecele dengan pernyataan si tukang masak.

Akan lebih mudah membuat masakan Indonesia Go Internasional, karena standar pedas (spicy) sudah dapat diukur.

Variasi pedas juga sebisanya dapat di kategorikan dari sumber pedasnya : cabai merah, rawit, hijau, merica atau kombinasi.

Pernyataan saya ini tentunya bisa dianggap bercanda, tapi coba direnungkan deh, pasti banyak manfaatnya.

Suatu kali nanti saya bisa makan ketoprak Ciragil sambil bilang : “ Bu minta ketoprak 2 porsi, pedasnya 3 SPI yaaa..”


Selasa, 23 September 2008

So Complicated

Minggu yang lalu saya dapat pinjaman DVD Live show nya Genesis pada waktu Europe Reunion Tour tahun 2007 ( Genesis 2007 reunion tour, Live over Europe) di Roma Italia.
“When in Rome 2007” demikian tajuk DVD tersebut adalah aksi mereka di penghujung Tour ke 22 kota di daratan Eropa (Roma adalah kota terakhir), diperkirakan 500.000 penonton yang menyaksikan aksi panggung dan reunian anggota Band tersebut di Italia (Rome’s Circo Massimo). Kalau saja ongkos ke Eropa itu terjangkau, maka saya pasti menjadi salah satu penonton mereka.

Saya nggak mau cerita tentang musikalitas dari Genesis yang menjadi Band Progresive favorite saya sejak tahun 70’ an, untuk hal ini silahkan melihatnya di banyak website ataupun sumber referensi lain. Yang ingin saya tampilkan justru bagaimana mereka mempersiapkan perhelatan besar ini,. this was definitely something huge.. and very complicated event to be managed.

Didalam paket yang berisi 3 keping DVD yang total berdurasi 5,5 jam ini, salah satu disknya berisi tentang Tour Programme plus extra concert ( dinamain Documentary; Come Rain or Shine ) yang kurang lebih menampakkan kegiatan sejak persiapan sampai akhir konser di belakang layar, ini yang sangat menarik.
Bayangkan saja, dimulai dari konsep besar suatu konser Reunion ( Phil Collins dengan Band intinya) yang sudah 15 tahun tahun terakhir baru terjadi lagi, sampai dengan masalah detail yang sepele dapat ter record dengan baik.
Dari bagaimana mereka memilih konsep disain panggung yang memiliki ..the biggest LCD screen ever.. dengan disain lighting yang modern contemporary (malah pakai mercon sreeng/kembang api segala), sampai dengan bagaimana Phil Collins menghendaki dua buah kursi Bar (belinya juga nyuruh asistennya keMakro) yang mengeluarkan bunyi tertentu untuk digebuk bersama Chester Thompson.
Ada lagi cerita balik panggung dimana sampai dengan rehearsal terakhir (sehari sebelum konser pertama) baru mereka dapat mengatasi ketegangan mensinkronkan gambar di screen dengan lagu/musik nya. Ternyata kecanggihan IT (video engineering) kalau dipadukan dengan ‘art’ dalam hal ini musik masih memerlukan peran kepekaan manusia. Pada akhirnya mereka memerlukan “Push-Button Man” yaitu orang yang bertugas memencet button di komputernya, supaya gambar yang keluar di screen yang canggih bisa cocok dengan lagu/musik yang terdengar (padahal tampaknya petugas tersebut ya wong namanya assisten video engineer agak kurang ngerti musik/lagu nya Genesis, wah benar benar critical sekali pada saat itu).
Dalam potongan video lain tampak diskusi yang serius tentang apakah mereka akan menggunakan chord G Mayor atau G dim pada lagu Firth of Fifth.

Intinya adalah bahwa konser besar ini memerlukan persiapan yang sangat complicated. Meskipun mereka mempunyai Production management dan Tour management dengan team yang sangat profesional, tetap saja masalah kondisi akhir di lapangan ada saja masalah yang timbul (bayangin saja kalau sebelum main hujan turun, seluruh sambungan kabel mesti di semprot dryer, dan banyak masalah kecil lainnya)

Penampilan mereka sendiri, cukup standar, biasa saja, karena memang juga mungkin sudah terlalu lelah keliling di 22 kota ( dan tentu juga mereka kan sudah dimakan usia). Sebagian besar lagu yang dibawakan merupakan lagu mereka dari periode di ats tahun 1975 an (era nya Collins).

Line up:
Dukes intro, Turn it On Again, No Son of Mine, Land of confusion, In the Cage medley, Afterglow, Hold on my Heart, Home By theSea, Follow You Follow Me, Firth of Fifth, Ripples, Throwong it All Away, Domino, Los Endos, Tonight Tonight, Invisible touch, I Can’t dance, Carpet Crawler

Selasa, 16 September 2008

Frenemy

Beberapa waktu yang lalu saya sempat melihat ada artikel mengenai Frenemy di MSN, karena tertarik saya lalu mencoba browsing mengenai 'kata' tersebut.

Frenemy or frienemy is someone who pretends to be your friend, but is really your enemy, itu penjelasan singkatnya. Untuk penjelasan panjangnya (menurut Wikipedia). .. Is a friend and enemy which can refer to either an enemy disguised as a friend or to partner that simultaneously a competitor; relationships involving ; people, politics and international relationships or commercial relatioship between companies.

Tengoklah kesekeliling kita dalam kawasan lingkungan kita, banyak tidak contoh yang seperti ini (atau mungkin diri kita sendiri yang berperan sebagai frenemy untuk orang lain.. he..he Wallahualam). Tapi (katanya..) frenemy harus ‘dipelihara’, orang bilang .. Keep your friends close, .. keep your frenemies even closer .
Saya jadi ingat sama Tom & Jerry, tiap kali selalu bermusuhan, tapi sering juga jadi sahabat (kalau punya kepentingan yang sama..), untuk survive seringkali kita harus mengubah perseteruan menjadi persekutuan.
(thanks to Tom & Jerry website)

So I’ve told you

Baru beberapa waktu saya posting (so embarrassing ), eeeeh ..kemarin tanggal 15 September 2008, Majalah berita mingguan TEMPO menurunkan berita bertopik “Pesta Cek di Senayan”, mengaku sajalah… demikian pokok beritanya.

Bener kan kalau saja kita punya alat yang canggih itu, nggak perlu berlama lama untuk saling tuduh dan saling memungkiri mumpung bulan Ramadhan niih .. bulan yang penuh ampunan.
Saya tetap berharap ada ahli fisika, dan ahli psikologi atau ahli lainnya yang dapat menemukan peralatan "lie detector" yang andal tersebut

Kamis, 11 September 2008

So embarrassing

Kuncung : Wuk peralatan atau mesin apa yang saat ini paling dibutuhkan oleh Republik ini ?

Bawuk : Wah apa yaaa..?, apa bukan mesin pencari deposit minyak bumi ?

Kuncung : Bukan Wuk, juga bukan traktor bukan mesin pembuat uang. Tidak lain tidak bukan adalah ”Lie detector” alias alat deteksi kebohongan.
Bukan yang seperti Lie detector yang model sekarang, tapi yang benar benar andal, sedemikian andal sehingga dapat merekam memori, dan keinginan didalam pikiran manusia.
Manusia sudah bisa buat mesin kebulan, bisa buat alat kedokteran canggih seperti MRI, bisa meneliti bahwa jenasah di kebun belakang rumah Ryan adalah jenasah Asrori, tapi mosok mbuat ”lie detector” yang ampuh kok belum bisa yaa.

Bawuk : Laah bakal apaan Lie Detector yang canggih ?

Kuncung : Gini ya, saya sudah bosan ngeliat pejabat pejabat, baik executive, legislative dan judicative yang diduga, disangka, diperiksa, didakwa, diadili karena korupsi, tapi toh penjara kita masih sedikit berisi narapidana kasus korupsi. Dan saya yakin deh banyak lagi kasus kasus yang tidak terungkap.Belum lagi masalah blue energy atau super toy.

Bawuk : terus gimana maksudnya ?

Kuncung : Ya kalau sudah ada Lie Detector yang huebat maka semua maling, penjahat, koruptor kan akan cepat terproses, bahkan sebelum bertindak kejahatan, karena alat tersebut bisa “membaca” pikiran kita.

Bawuk : waaah hebat, bener juga pendapatmu Cung. Saya jadi inget filmnya Arnold Swarzeneger Total Recall, orang bisa di ‘scan’ isi otaknya, dan itu sepertinya mungkan mungkin saja ya suatu saat.

Kuncung : yaaa, bener kan seandainya saja kita bisa bikin alat tersebut, maka angka korupsi di negeri ini akan zero deh nggak so embarrassing seperti sekarang ini. Tiap hari di Koran isinya orang saling bantah dan saling tuduh untuk hal hal yang sangat memuakkan sementara orangnya nggak mau ngaku.



Rabu, 10 September 2008

So vary

Ada seorang pemimpin Parpol di Indonesia bilang “hidup adalah perbuatan..” jadi menurutnya ciri ciri kehidupan adalah kalau ada perbuatan (bener nggak ya .. maksud dia seperti itu).

Kalau saya agak beda, saat ini menurut saya ; “Hidup adalah perubahan”, setiap detik dari kehidupan kita adalah perubahan (paling tidak ada beberapa ribu sel kita mati atau tumbuh, dan juga seiring usia kita berubah, detik demi detik, menit ke menit dst). Di alam kematian “sepertinya” tidak ada perubahan yang saya sebutkan tadi.

Forrest Gump (dalam film Forrest Gump) berkata :” life is like a box of chocolate …. You never know what‘s in it”. Variasi dalam kehidupan terus berjalan, baik yang tertata, terprediksi atapun tidak (surprise). Variasi (baca ‘perubahan’) dalam hidup sangat luas, dan terjadi pada setiap peran yang kita lakoni dalam kehidupan ini (peran di keluarga, di lingkungan, di kantor , dan lain lain).

Saya baru saja mengalaminya, pindah/berubah dari suatu posisi pekerjaan dan tanggung jawab, berubah dari disiplin pengetahuan yang saya miliki, dari eksekutor menjadi kontroler ;…so many surprising things come up to my mind in sudden , tapi saya bersyukur padaNya dengan nikmat variasi yang diberikan kepada saya, hal hal baru didalam hidup kita akan membuat kita lebih “hidup”.

Hidup adalah perubahan, hidup adalah konsekwensi bahwa kita tidak berpredikat mati dan pada akhirnya….
Hidup adalah pengendalian diri , bagaimana kita menjaga untuk dapat mencapai tujuan agar dapat mati dalm keadaan khusnul chotimah.

Selasa, 09 September 2008

So Full

Pernah mudik Lebaran? Saya memang kebetulan belum pernah, hanya saja setiap tahun (khususnya di bulan Ramadhan dan Syawal), hal inilah yang menjadi ’bahan cerita’ kalau sedang berbincang dengan sanak saudara dan kerabat.

Tahun 2008 ini menurut pak Polisi, para Mudiker’s mencapai jumlah 16 juta orang di seluruh Indonesia yang berarti kenaikan sebesar 6 % an, nggak tahu gimana caranya menghitung tapi saya duga sebagian besar tentunya akan ke daerah daerah di pulau Jawa. Jalur transportasi yang paling populer tentu saja jalur Pantai Utara Jawa yang selalu saja menjadi topik setiap saat di seluruh jejaring informasi.
Dari data yang ada ternyata untuk DKI Jakarta saja sekarang ini tercatat ada 5,5 juta kendaraan bermotor yang merupakan kenaikan sebesar 300 % selama 4 tahun terakhir. Yang cukup menjadi perhatian dan keprihatinan kita semua adalah bahwa transportasi darat di jalur pantura, di beberapa tahun terakhir ini sangat disesaki oleh sepeda motor. Padahal kita tahu bahwa sepeda motor adalah alat transportasi perkotaan dan tidak disiapkan untuk menjadi alat angkut antar kota apalagi antar propinsi (kayak bis aja ya..), dan sedihnya 90 % kecelakaan di jalan raya pasti melibatkan sepeda motor..
Lantas mudik sebenarnya untuk apa/siapa yaa ?.


Setiap tahun selalu kita menyaksikan drama mengenai para mudiker’s di Televisi atau media lainnya. Beberapa teman saya selalu bilang ”. ..tentu saja kamu tidak pernah sih merasakan perlunya mudik (dan nikmatnya barangkali)...”.Wah sory memang belum pernah, tapi saya membayangkan para keluarga (Bapak Ibu dan anak anaknya) yang dengan effort luar biasa atas nama tradisi melakukan mudik, apakah sang Bapak atau Ibu pernah bertanya kepada anak anaknya pilihan untuk tidak ikut mudik ?. Jawaban anak anak bisa saja ”ogah aaah, macet, nggak enak, cape, bosen gitu gitu aja.. ”.terus ditambah lagi: ” paling paling Bapak/Ibu akan bercerita ...dulu waktu Bapak /Ibu kecil sekolahnya disitu ... dekat kantor kelurahan anu... kalau makan sering ke warung soto di pinggir kantor pos itu atau dulu kalau mancing di kali itu... dekat sana ada rumahnya pak Anu yang sekarang sudah jadi kepala desa Anu”, weleh bukannya ini sejenis egoisme orang tua !!, apalagi kalau si ortu senangnya pamer kepada warga ’udik’ tentang keberhasilannya di’kota’.
Lantas dimana hak anak untuk memilih pergi mudik atau nggak.
Tapi sudahlah nggak perlu dibantah bahwa tradisi tersebut ada, hanya saja yang selalu menjadi kekesalan adalah bahwa KESIAPAN Pemerintah didalam menyiapkan sarana dan prasarana mudik tidak pernah sempurna, kurang pengalaman apa sih wong selama berpuluh tahun tradisi ini telah ada. Selalu saja ada istilah ”kesiapan operasional di H-7 , H-3 , H+2” dan seterusnya .

Jembatan belum rampung, jalan masih bolong, gerbong kereta nggak cukup, calo karcis menggila, hal hal yang selalu saja terjadi, nggak pernahkah kita bisa merencanakan dengan baik ? (nilai 7 lah paling tidak).Ini benar benar menjadi strereotype ciri bangsa kita juga lho.
Hal lain yang saya pikir adalah bahwa (ini juga ciri bangsa ini), kemanapun bangsa ini pergi, pasti akan kembali lagi kekampung halamannya (rindu sanak saudara tidak bisa digantikan dengan chatting di internet atau kirim MMS).

Akan tetapi mudik bisa memutar ekonomi kita lebih baik (benar benar sektor riil). Coba bayangin kalau 16 juta orang menghabiskan : misalkan rata rata Rp. 100 ribu/ orang pada masa mudik lebaran, berarti Rp 1,6 trilliun rupiah beredar pada saat itu, bukan main kan. Wah pihak mana ya yang mendulang keuntungan dari Mudik ini, sektor transportasikah ? atau retail lainnya?.


OK selamat Mudik saudara sekalian, hati hati dijalan.


Jumat, 05 September 2008

So Proud, Alhamdulillah

Setelah berkutat selama beberapa tahun, akhirnya pecah juga rasa syukur yang dalam setelah selesainya Acara Promosi Gelar Doktor dalam bidang Kedokteran Gigi untuk istri saya pada tanggal 31 Juli 2008 yang lalu.
Begitu banyak waktu, tenaga, pikiran dan materi yang dicurahkan untuk mencapai salah satu “milestone” dalam kehidupan ini.
Disertasinya “ Pengaruh paparan musik terhadap pertumbuhan gigi dan mandibula (tulang rahang)” cukup nyleneh (menurut saya) untuk dapat diperhatikan (salah satunya dapat dilihat di
website ini).

Kita banyak tahu bahwa paparan musik dapat berpengaruh pada kondisi psikis mahluk hidup sejak bayi dalam kandungan atau untuk memberi ketenangan jiwa atau kecerdasan, nah kalau penelitian yang ini pengaruhnya terjadi pada kondisi fisik (khususnya pertumbuhan jaringan keras), kok bisa yaa?

Alhamdulillah, I’m proud of you.
Mudah mudahan hasil penelitiannya dapat bermanfaat di kehidupan manusia.



Kamis, 04 September 2008

So Sad

Posting ini sebenarnya agak terlambat, .. tapi nggak apa lah


Tanggal 30 Juli 2008 pasti akan menjadi catatan tersendiri untuk anak saya, sekolah nya terbakar pada hari itu.
SD Negeri Percontohan Kompleks IKIP Rawamangun Jakarta Timur dilalap api. Beruntung pada saat kejadian (sekitar jam 13 an) sekolah sedang libur sehingga tidak terjadi korban.
Kegiatan belajar mengajar tentu saja terganggu, sementara waktu sekolah dipindahkan kebeberapa sekolah negeri yang berada disekitar wilayah tersebut, tapi tentu saja jam sekolahnya jadi siang hari karena pagi harinya digunakan oleh sekolah yang menampung ( Sekolah tuan rumahnya). Dampak sosiologis, psikologis dan tentunya akademis sangat terasa (karena berpindah tempat, trauma kebakaran, dan berkurangnya jam pelajaran).

SD Negeri tersebut berada satu kompleks dengan SMP dan SMU Labschool yang berada dibawah naungan Yayasan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rawamangun bahkan bangunannyapun menyatu dengan Bangunan SMP Labschool. Seperti juga bangunan SMP nya, gedung SD ini berlantai tiga dan yang terbakar adalah lantai tiganya (utamanya atapnya), sedangkan lantai satu dan duanya tidak mengalami kerusakan apapun yang berarti.

Api bermula dari suatu ledakan dan kebakaran di Gedung Aula Besar milik UNJ yang juga bangunan yang menjadi satu dengan Sekolah, yang ironis adalah api kebakaran terjadi pada acara demo suatu perangkat anti ledakan pada tangki bahan bakar sepeda motor , nah sebelum demo dimulai malah sepeda motornya yang meledak. Nggak usah ditebak lagi, yang salah pasti unsur manusianya.

Ada beberapa catatan kecil mengenai musibah ini;

Ada sebuah Masjid yang berada di ‘lintasan’ api tetapi sama sekali tidak mengalami kerusakan apapun, bahkan kubahnya pun tatap berwarna putih tanpa jelaga sedikitpun (api seolah menyebranginya).

Penanganan pasca kebakaran di SMP Labschool (swasta) lebih cepat dilakukan dari pada yang di SD Negeri dan juga peran serta seluruh civitas sangat terlihat pada penanganan pasca kebakaran di SMP tersebut.

Penanganan pasca kebakaran tentu saja diawali dari pemeriksaan kelayakan bangunan sebagai dasar apakah sekolah ini masih layak guna dan juga tindak rehabilitasi apa yang diperlukan. Syukur Alhamdulillah dalam hal penelitian ini, ada seorang sahabat saya Bapak Dicky R Munaf yang dengan tanpa pamrih apapun membantu kami dengan kapasitas beliau sebagai seorang ahli struktur dari ITB bersama tim nya (Bapak Ramdhana dan teman teman) melakukan penelitian tersebut. Hasilnya .. masih layak guna dan dapat direhabilitasi dengan beberapa rekomendasi. Terima kasih Pak Dicky atas bantuannya.



Beberapa rekaman gambar :


Tempat bermulanya api di Gedung Teater Besar




Gedung SD berlantai tiga yang habis atapnya





Ruangan kelas di lantai tiga




Anak saya berada diantara reruntuhan



Ruangan Aula di lantai tiga



Pak Ramdhana dari ITB bersama rekan rekan sedang memeriksa lantai tiga



Bangunan Masjid yang tidak tersentuh api di sebelah Teater Besar



Bangunan Masjid dari sudut pandang lain di lantai tiga





Mandeg

Terus terang seperti lagunya The Beatles, it’s been a hard days night.. and I’ve been working like a dog.

Dan seterusnya, karena long and hard days and nights so that I’am not blogging for quite long time. I had only little time left to look after my Blog and mails.

Banyak aja alesannya, kerjaan lah, ngurus rumah lah, pindah kerjaan lah dan yang terutama tentu saja memback up kebutuhan anak anak untuk bersama. Just give me a break.


Minggu, 20 Juli 2008

Jaga Jarak

Beberapa waktu yang lalu saya sempat (ehh ..”menyempatkan”) diri melihat pameran Automotive 2008 di JHCC. Wah… tumben, dengan tanda masuk yang di banderol tigapuluh ribu rupiah sekedar lihat keliling kanan kiri (yang pasti gak akan mbeli!!), cukup sudah terpuaskan mata saya dengan melihat mobil mobil dengan harga jutaan sampai miliar an.
Pulang dari pameran, jalan macet penuh kendaraan as always like that, kebayang aja meskipun dengan mobil ribuan cc yang mahal tetap saja jalannya merambat seperti uler keket.
Pikiran saya melayang ke tahun 2038, yaaa.. tigapuluh tahun dari sekarang, I was wondering .bagaimana suasana jalan di Jakarta ini.
Apakah jalan makin padat (stuck) atau mungkin malah kosong melompong dan hanya orang yang sangat berpunya yang menggunakan kendaran pribadi ?.
Minyak harganya sudah U$ 900/barrel ? atau premium sudah Rp 25.000/liter.I am wondering .. juga bagaimana kebijakan pemerintah tentang energi dan transportasi ditahun itu (lha wong di tahun sekarang saja ndak jelas, meskipun tentu saja kita sadari bahwa pola perilaku masyarakat juga ikut andil adanya krisis energi di negeri ini).

(calon penghuni jalan kita), wah warna putih masih favorit juga rupanya.


Nah pas keesokan harinya, saya melihat dipojok depan rumah saya terjuntai daun dan buah dari pohon jarak pagar. Bukan secara kebetulan, tetapi menurut saya ini (pohon jarak pagar), bisa menjadi pohon andalan dimasa mendatang sebagai alternatif bahan bakar.
Minyak yang dihasilkan dari biji jarak lebih kurang 25 % dari berat bijinya, dan biji jarak ini sudah digunakan sejak puluhan tahun oleh kakek dan buyut kita untuk penerangan di desa.

Ada yang belum pernah melihat buah dan biji jarak pagar ?


Ayo jaga jarak dan dibudidayakan, siapa tahu menghasilkan . Brazil saja bisa sukses dengan tebu dan methanolnya.