Minggu, 24 Februari 2008

Incredible India (2)

Saya mencoba menelusuri India lebih dahulu melalui makanannya, yaa.. karena first thing to do in the morning is having breakfast in the Hotel.
Surprisingly di West Bengal sedang ada pelarangan untuk mengkonsumsi (bahkan memperdagangkan) daging dan telur ayam karena merebaknya virus flu burung (saya gak tau kalau dibandingkan dengan di kita sudah berapa sih korban meninggal karena virus flu burung), padahal daging terfavorit di India adalah daging ayam (sebagian besar penduduk tidak mengkonsumsi beef dan sebagian lagi vegetarian). Pelarangan telur dan daging ayam ternyata tidak terjadi di seluruh negara bagian, di New Delhi misalnya, masih bisa menemukan daging dan telur ayam.
OK, saya mencoba menu Dosa with Masala (ini nama makanan). Menurut saya masakan India mungkin agak mirip dengan masakan kita khususnya masakan daerah Sumatera Barat (mungkin nenek moyangnya masakan Sumatera ya).Saya juga menambahkan Kari sayuran dan roti India.Wah, lidah saya langsung terbelengu oleh aroma kuat dari bermacam bumbu yang tidak asing lagi dengan lidah saya (hanya agak lebih ”medok” dikit lah, kalau dibanding masakan kita), langsung saya jatuh hati dengan masakan mereka (that’s true man).


Perhatikan foto berikut, yang dimangkok putih adalah campuran santan dan jahe, ada kari sayuran dan bumbu hijau dari daun tertentu yang khas sekali, yang seperti martabak tipis itu adalah Dosa yang di dalamnya ada Masala yang campuran kentang dn lain sayuran berbumbu .Dilatar belakang ada roti yang seperti serabi dari tepung terigu.



Late Business Hour (that’s what I thought)

Ternyata di Kolkata (India pada umumnya) jam kerja adalah dari jam 9.30 sampai jam 18.30, toko buka juga agak telat, kalau gak salah jam 11 baru pada buka apalagi kalau hari Minggu.Untuk diketahui perbedaan waktu dengan Jakarta adalah - 1,5 jam dari Jakarta.
Saya ada janjian meeting jam 11 AM , tapi keluar dari Hotel jam 9.30 an menggunakan taksi dari Hotel. Pemuda yang mengemudikan taksi mengenakan seragam supir yang rapi dan dia bernama ‘Subroto’ (at least bunyinya seperti itu deh).
Sebelum ke kantor yang dituju ya kita muter-muter dulu di jalan.Nah disinilah kita mulai ”merasakan” denyut India.



Ini India Bung !

Kalau di kita ada istilah “ini Medan Bung”, pada waktu kita berkendaraan di Medan, yang tentu saja, kita masing-masing punya pengalaman yang agak buruk kalau mengemudi di Medan. Ternyata belum ada apa apanya kalau di banding kondisi berkemudi dengan kendaraan di India (it’s really amazing, now I know where James Bond learned to drive). Adrenalin memuncak (i’m not surprise because this was my second visit in this country), kaki mulai ikut ikutan sepertinya mau ngerem atau tangan pegangan kuat dan mulut komat kamit berdoa.

They never look back.. iya, supir India gak perlu kaca spion, sebagian besar mobil tidak ada kaca spionnya, kalaupun ada, banyak yang di lipat.
Kesan ini juga yang dapat menggambarkan culture bangsa India (kalau saya ambil positifnya), selalu melihat kedepan, focus pada tujuan dan ngeyel (struggle) dalam mencapainya....
Siighhh.., jantung saya berdenyut lebih cepat kalau sedang berada di mobil.

Coba lihat mobil di depan kan gak pake spion kanan kiri,


Kalaupun ada, spionnya dilipat..



OK, hari ini kita tambah pelajaran mengenai India melalui Food, and Traffic

Incredible India (1)

Ini bukan promo untuk menghambat Visit Indonesia year 2008, tapi memang kebetulan saya pergi untuk suatu keperluan ke Inda selama satu minggu.Hal ini yang juga membuat saya tidak sempat buat posting baru, meskipun connection ke internet availabe, tapi karena padatnya kegiatan maka bener-bener gak sempat ngeblog. Cerita mengenai India ini akan saya pengal penggal dalam beberapa potongan dan akan menjadi suatu catatan perjalanan (suka suka saya deh lha wong ini blog saya..hi..hi).
Hal pertama sebelum berangkat, yang saya ketahui adalah tidak ada flight langsung ke India dari Indonesia, bisanya lewat Kuala Lumpur, Bangkok atau Singapura.Visa India bisa didapatkan dalam 3 hari kerja melalui kedutaan Idia. Beberapa bulan terakhir saya melihat adanya promosi untuk perjalanan ke India berlabel Incredible India atau India Holiday, paket-paket wisata juga mulai tampak kenegeri ini (ada sebuah Biro perjalanan yang spesialis India Holiday, misalnya India Holiday di Ruko Cempaka Mas 35D, anda akan bertemu dengan Vanessa, Nathalie dan Shirley yang baik).
Dalam perjalanan kali ini saya menggunakan SQ (Singapore Airlines), jadi connecting flightnya di Changi Airport.Changi gak berubah banyak, Cuma kali ini saya lihat banyak ”Changi ambassador” berkeliling untuk memberi bantuan informasi kepada para pengunjungnya (what a nice service they have). Dan kalau dulu saya beli sesuatu diminta menunjukkan boarding pass, sekarang cukup menyebutkan saja.






Kolkata here I come,

This is my second visit to Kolkata (dulu biasa di sebut Calcutta), Kolkata adalah Ibukota negara bagian West Bengal. Dicapai dalam waktu 4 jam penerbangan dari Singapura, sampailah saya di Kolkata almost midnight.
Rasa cape segera terobati setelah kami tiba di hotel ITC Sheraton (Sonar Hotel), Hotel yang istimewa berbintang 5 ini memang menawan.Interior design Hotel ini serba “longgar” (gaya dan ukuran western deh, American style), terus terang belum pernah saya ngicipi Hotel yang seperti ini (even di manca negara), ada beberapa appliance yang belum pernah ada di Hotel lain. Lumayan lah melepas penat di Hotel ini (nice and enjoyable place), besok mulai kegiatannya.

Check deh kamarnya,





Lobbynya,


Tampak dari Halaman,


Minggu, 10 Februari 2008

Semuanya...Semaunya..

Singkat saja, judul tersebut merupakan cerminan yang saya dapat dengan melihat kondisi berbagai hal yang kemudian berujung dengan pernyataan tersebut.

Saya terinsprisasi tulisan Suka Harjana di harian Kompas hari ini, dia membeberkan sebuah fragmen keadaan di bandara Soekarno Hatta yang begitu ”tidak layak” untuk jadi bandara Internasional yang menjadi pintu gerbang utama indonesia, jauh dari kesan apik, modern, manusiawi dan ’reliable’.

Sementara itu saya juga membaca berita sepakbola Nasional yang hari sebelumnya memakan korban nyawa manusia secara konyol. Partai final dipindahkan ke tempat lain (tanpa penonton ?), lho terus kemana sih nilai nilai sportifitas kita, dan lebih jauh lagi dimana nilai nilai humanisme bangsa ini?.

Saya melihat bahwa ; semuanya., bisa (dan sangat mampu untuk) semaunya sendiri ..Dilain sisi saya juga sempat mendengar anjuran dari pemimpin bangsa ini untuk lebih percaya diri karena kita bisa membuat kehidupan bangsa ini lebih baik lagi.Bisa nggak sih kita jadi bangsa yang besar dan dihormati.?

Lantas akar masalahnya di mana ?.. wah yaaa ada banyak banget teori dan wacana.

And then, kemudian saya jadi teringat bait dari lagunya Supergroup Genesis yang berjudul Land of Confusion ;

There’s Too many men ,..
Too many people ..
Making too many problems.
And not much love to go around.

Can’t you see this is the land of confusion.

Apa ini akar masalahnya yaa...



Jumat, 08 Februari 2008

Libur..enggak…libur..


Heran dan bingung mengutarakannya, apa pasalnya?.
Awalnya diberitakan ke seantero bahwa hari ini libur kejepit nasional yang direstui (padahal juga memangkas bagian dari hak cuti ).
Oooh gitu... monggo mawon, segenap pamong negeri sipil dan diikuti oleh instansi, perusahaan negara dan pada akhirnya semuanya jadi libur.

Eh ternyata beberapa hari sebelum terjadi, diumumkan kembali bahwa libur kejepit nasional, yang juga disebut cuti bersama, tidak jadi alias keputusan sebelumnya dibatalkan. Ya semua secara formal ya harus masuk kerja.

Banyak teman dan sanak saudara yang belingsatan kenapa mendadak banget sih perubahannya. Mereka sudah memesan sarana transportasi untuk bepergian, sudah memesan akomodasi dan seterusnya kok semuanya jadi batal.Beberapa dari mereka tentu saja menjadi mengkonversikan hari ini menjadi cuti (mengurangi hak jatah hari cutinya).

Kita semua dapat menduga berapa banyak orang yang kecewa. Pengusaha travel, mobil sewaan, tukang becak tentu sudah mengharapkan sedikit tambahan dari penghasilan mereka. Hotel, losmen, penginapan sudah bersiap menerima tamu lebih banyak dari rata-rata. Pedagang oleh-oleh, serabi, lanting, lunpia dan bika ambon tentu saja terpaksa menahan potensi keuntungan lebih. Gak tahu lah berapa ’kerugian’ yang terpaksa harus ditanggung.

Dan kemudian, hari ini sebagian besar pamong disibukkan dengan ”inspeksi” ke ruang ruang kerja untuk mencatat berapa dari karyawan yang tidak masuk tanpa keterangan (ini yang saya lihat di layar televisi), padahal kegiatan ini kan juga bukan suatu tindakan yang produktif.Saya gak paham, kalau pegawai gak masuk itu salah pegawainya atau salah sistem dan mekanisme kerjanya ya?

Pada kenyataannya ”Nggak libur tapi libur” (masuk kerja tapi tidak melakukan kegiatan yang produktif) atau sama juga dengan ”libur tapi nggak libur” (suasananya sih libur, tapi masuk kerja juga” gitu looh.
Padahal saya yakin kalau hari ini tetap libur pasti lebih bermanfaat untuk perputaran roda ekonomi real. Yah seperti pernyataan pada posting sebelumnya ” hiduplah lebih konsumtif dan kita akan lebih makmur karena roda ekonominya lebih banyak berputar’

Sabtu, 02 Februari 2008

Three-Wishes

Ini akan mengingatkan kita akan kepada beberapa hal; reality show di TV Amerika, atau dongeng model Aladin yang bertemu Jin lampu/botol.

Nah seandainya hal tersebut benar benar ada dan bisa lantas kalau three-wishes ini diajukan kepada kita di Indonesia untuk waktu sekarang ini, kira-kira apa saja yang akan dipilih ?.
Kalau di era Orba three-wishesnya barangkali (menurut saya lho), adalah trilogi pembangunan (stabilitas nasional, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan) nah kalau sekarang cocoknya apa ?



Silahkan berkontribusi/sharing pendapat, kalau menurut saya, pertama terciptanya lapangan kerja, kedua kestabilan harga bahan pokok pangan dan energi, ketiga iklim politik yang lebih ”mature”.

Itu tadi kalau dibahasnya secara serius, lha kalau nylenehnya three-wishes yang dibutuhkan menurut saya ;
The first wish, penghasilan seluruh orang bisa naik dengan signifikan,

The second wish , seluruh orang menjadi hidup lebih konsumtif (percaya deh hiduplah lebih konsumtif dan kita semua akan lebih makmur, negara negara maju itu dengan taraf hidup yang lebih tinggi akan lebih konsumtif lagi untuk akhirnya menjadi lebih makmur lagi karena pertumbuhan ekonominya terakselerasi).

Dan yang terakhir (the last wish); ya... minta wishes tambahan, sepuluh lagi deh..he..he


Subway di Jakarta ?

Bagaimana mungkin sedangkan monorail masih jadi kontroversi, busway yang lebih murah saja masih belum sempurna apalagi subway?
Tetapi menurut saya kenapa tidak. Saya bisa pastikan bahwa dalam hitungan bulan, Subway bisa ada di Jakarta.

Subway yang ini berbeda memang. Subway ini ”diciptakan” oleh Fred De Luca dan DR Peter Buck (Ph D beneran) tahun 1965 di New York. Subway adalah ”brand” dari sebuah kedai waralaba yang berjualan fast food.Jumlah gerainya sekarang ada 28.804 buah di 86 negara (tapi di Indonesia belum, nah kalau sekarang anda meng’klik websitenya mungkin jumlah gerai dan negara sudah bertambah)

Didalam websitenya Subway mengatakan ’hanya diperlukan tiga langkah saja’ untuk merealisasikan pembukaan sebuah gerai Subway.Jadi menurut saya untuk mengadakan Subway di Jakarta mudah saja.

Ooooh.. kalau yang anda pikirkan adalah Subway yang Sarana Angkutan Umum Masal bawah tanah, yaa belum laaah... Lha wong yang diatas tanah saja sulit dan terendam air apalagi yang di bawah tanah, pasti butuh tahunan untuk merealisasikannya.Nah jargon Subway tadi adalah ”land of hard to believe” seperti pada gambarnya.Kebayang kan jualan roti isi saja kok ya bisa mendunia.




Saya sendiri juga sedang berencana punya kedai (Bistro) yang sedang dipersiapkan untuk dibuka, orang Amerika saja bisa mosok kita gak bisa. Ini brand nya tapi logo menyusul, mudah mudahan saja gak kena ancaman resesi di tahun ini.


Akhirnya Datang Jugaa..

Bawuk (B) :Maksudnya apa tho Cung, kamu habis sakit empat hari kok nganeh anehi. Apa itu maksudnya acara di TV, atau yang datang adalah para Turis, kan memang sekarang tahun kunjungan wisata Indonesia,.... atau yang datang itu H20 yang berlebih di Jakarta alias banjir lha ini kan memang juga sudah keniscayaan tho kalau mau Imlek begitu.

Kuncung (K) :Bukan Wuk, ini mungkin bisa menyangkut kondisi seluruh bangsa ini. (dengan muka serius sambil mencoba memberi kesan pentingnya pesan yang ingin disampaikan...).
Can’t you feel it..?.
Kalau tahun kunjungan wisata ya memang tahun ini meskipun ini perlu waktu untuk membuktikan nya, kalau banjir yaa.. kan kita juga sudah ”menyerahkan kepada ahlinya” dan ”ahlinya” bilang ini karena alam yang kurang bersahabat.

B : Please dong ah.. apa sih kamsudnya.

K : Kamu gak baca berita bahwa resesi sedang mengancam secara global dan dimulai dari Amerika Serikat ?
Kamu juga gak baca bahwa inflasi kita bulan Januari 2008 saja sudah 1,77%.

B : Ooo.. Cuma itu tho maksudmu, yang akhirnya datang juga itu ..resesi.

K : Lho kamu kok sepertinya gak peduli.
Wong Pemerintah saja langsung merivisi APBN, padahal masih bulan Januari. Ini jelas mengkhawatirkan, apa kita bisa punya pertumbuhan ekonomi yang sekitar 6,8% seperti rencana ?. Apa dengan harga minyak dunia yang mungkin makin tinggi tidak akan membuat subsidi pemerintah makin gede dan menjadikan defisit di APBN ?, dan pada gilirannya (..wah edan gaya bahasanya sudah kaya pejabat baru dilantik..) kita jadi makin miskin.

Kalau Mendadak Dangdut kan bintangnya Titi Kamal, lha kalau mendadak miskin, bintangnya ya kita semua ini.


B :(melongoo..memperhatikan temennya yang sok jadi ekonom). Wah terus gimana ya. Eh kamu tahu nggak ya , kira kira BBM naik lagi nggak ?, truss tarif tol juga mau naik lagi?

K : Wah ndak tahu juga ya. Tapi sepertinya pemerintah sudah memikirkan dan mengeluarkan kebijakan stabilitas harga khususnya pangan dan penghematan energi secara all out.

B : Ya coba saja kita lihat, yang dipikirkan masalah pencegahan resesi atau masalah pemenangan Pemilu 2009. Tapi terusnya gimana kalau Resesi Akhirnya Datang Jugaa..

K : Ya biasa toh kita kan sudah terlatih untuk sengsara..kita sambut kedatangannya dan kita kasih welcome drinknya.. Brotowali saja..

(Keduanya menghentikan pembicaraan karena harus turun dari mikrolet yang membawa mereka pergi kerja..)

Kuncung dan Bawuk adalah karakter yang lahir di buku bacaan waktu SD masih bernama SR (Sekolah Rakjat), beberapa dekade yang lalu