Senin, 17 Maret 2008

Bolong sak Ndas Maling

Ada ungkapan Jawa untuk sesuatu yang besar sekali, biasanya dibilang ’sak ndas maling’ (sebesar kepala maling).
Yang mau saya ungkapkan adalah mengenai jalan rusak, berlubang, atau bolong, umumnya di wilayah DKI dan khususnya jalan didepan rumah saya.Jangan mengira rumah saya ada di pinggiran DKI lho, hanya beberapa meter dari ring I, antara Jl Pramuka dengan Jl Utan Kayu.
Saya ingin memperlihatkan dua foto yang berbeda sekitar setahun. Perbedaan yang ingin diungkapkan bahwa foto pertama saya ambil adalah pada bulan April tahun 2007 dan yang kedua adalah pada bulan Maret 2008.

Foto pertama saya ambil pada waktu ada acara Kampanye pemberantasan sarang nyamuk DBD yang dibuka oleh Gubernur DKI Bang Yos Way (the founder of Bus Way in Betawi), yang sehari sebelumnya Jalan di depan rumah saya itu ditambal dibersihkan lingkungannya sampai rapi, dan disterilkan dari hal hal negatif. Kami penghuni sekitar tentu saja seneng dan gumbira. Para pengurus kelurahan, kecamatan, puskesmas dan ibu ibu berseragam banyak yang hilir mudik disekitar situ.
Foto kedua saya ambil di bulan Maret 2008, bekas tambalan (perbaikan) yang dilakukan setahun sebelumnya sudah tidak berbekas. Apa diperlukan acara sejenis lagi ya ?, agar jalan di depan rumah saya bisa diperhatikan. Gak tau deh, yang jelas bolongnya sak ndas maling.




Kata para tukang Insinyur jaman baheula, musuhnya jalan (perkerasan jalan) ada tiga;
Pertama adalah air , kedua ..air dan ketiga..juga air.


Itu jaman baheula, kalau jaman sekarang, katanya musuhnya juga ada tiga; Pertama Pimpro, Kedua atasannya Pimpro, Ketiga atasannya atasannya Pimpro... he.. he (tapi saya masih kurang yakin dengan pernyataan ini lho).

Yang benar menurut saya, penyebab dari kerusakan itu adalah karena seringkali tidak ada sinkronisasi antara program perbaikan jalan dengan program perbaikan drainase atau pengaturan air permukaan. Sepertinya keduanya berjalan sendiri sendiri. Dan hal lain adalah masalah kontrol kualitas pada waktu pelaksanan pekerjaan ( wah komentar saya sudah mirip dengan Insinyur ya).Terserah deh, gak heran kalau banyak pihak yang protes atas penanganan perkerasan jalan di DKI, hayoo siapa yang ikut memilih pada waktu pilkada kemarin.

Tidak ada komentar: