Jumat, 30 November 2007

Six Degrees of Separation

Pada tahun 1929 pertama kali seorang penulis Hungaria Frigyes Karinthy memperkenalkan teori tentang Six degree of separation didalam bukunya ”Chains” (resource nya disini). Teori ini mengatakan bahwa seseorang di bumi ini dapat berhubungan (connected) ke siapapun di dunia ini melalui link (jaringan sambung menyambung) yang tidak lebih dari lima perantara. Bingung..?, misalnya saja anda, anda akan bisa terkoneksi dengan seseorang di Peru melalui paling banyak 5 orang perantara (6 orang apabila termasuk orang yang dituju). Atau saya bisa janjian sarapan dengan Julia Roberts melalui paling banyak 5 orang intermediaries (perantara), hebat kan... ini juga disebut small world phenomenon.
Nah itu baru ditahun 1929, kalau ditahun sekarang ini atau tahun tahun mendatang sepertinya dengan makin pesatnya perkembangan dunia internet, rantai perantara bisa semakin pendek (ada mailing list, ada weblog, friendster dan sebagainya).itu dugaan saya pada mulanya, ternyata saya salah ..lho, pada tahun 2001 seseorang peneliti (Duncan Watts dari Colombia University) melakukan research menggunakan pesan-pesan e-mail ternyata tetap menjumpai persamaan seperti teori sebelumnya yaitu, paling banyak 5 perantara...:-)

Rabu, 28 November 2007

Forum Diskusi Integrasi Sistem Infrastruktur.

Hari ini (27 Nov 2007) saya secara kebetulan dan mendadak ikut suatu Forum Diskusi Integrasi Sistem Infrastruktur di Jakarta dan Bodetabekjur di Engineering Center nya UI Depok. Yang kebetulan hadir antara lain adalah Dorojatun Kuntjoro Jakti, A.R Suhud, Hermanto Dardak, Suyono Dikun dan beberapa ahli transportasi dari berbagai perguruan tinggi, juga tentunya Dekan Teknik dan Rektor UI.
Banyak pendapat yang bagus bagus yang secara konseptual tidak hanya melulu disoroti dari sektor transportasinya saja, tidak mem blame siapapun, dan ini keperluannya untuk diserahkan kepada Pemda-Pemda yang dapat dijadikan referensi bagi penyusunan Rencana pengembangan dan pengelolaan wilayah (RUTR).
Ada beberapa statement yang menarik tentang Megapolitan, tentang sudah banyaknya Master Plan yang dibuat (tetapi yang belum ada adalah Masternya Master Plan... orang yang kuat yang dapat mengimplementasikan Master Plan dengan konsisten). Tetapi tampaknya Keterintegrasian yang menjadi kata kunci akan sangat sulit tercapai manakala arogansi kelompok, sektor, kepentingan masih mengemuka. Yang mau membuat kereta api ya buat rencana sendiri. Sementara yang mau membuat jalan raya terus saja melanjutkan acaranya, yang menggelar Busway juga terus saja. Belum pernah ada suatu assessment atas unjuk kerja masing masing kepentingan tersebut. Ada pendapat bahwa sebelum kita mengimplementasikan suatu rencana sebaiknya option-option sudah disosialisasikan (dan ini butuh beberapa waktu sehingga masyarakat tidak kagetan menghadapi perubahan yang cepat).
Anyway ..busway still on the way, isn't that right Mr.Governor ?

Selasa, 27 November 2007

“Uang Transport” ….dan "Transport Uang".

Pengertian normal untuk istilah "uang transport" adalah sejumlah uang yang dibutuhkan/dikeluarkan untuk keperluan transport. Namun istilah itu juga mempunyai konotasi negative yang barangkali malah lebih sering diartikan seperti itu. Uang transport sering diasosiasikan menjadi suatu biaya yang biasanya dikeluarkan untuk keperluan diluar biaya resmi. Sebenarnya ada kemiripan dengan istilah ”uang lelah” atau ”uang rokok” ; tetapi untuk istilah ”uang lelah” agaknya terlalu ’blue-collar’ (kerah biru), sementara itu ”uang rokok” akhir-akhir ini agak jarang digunakan (perokok semakin kurang populer, atau karena rokok adalah unhealthy product). Nah Uang Transport ini bisa di posting untuk macam-macam hal (kategori); ..memang benar untuk ’ongkos’ transport tetapi dilebihkan (ingin membantu ,kasihan), ingin memberi sesuatu tapi tidak punya alasan yang baik (semacam hadiah ), upah kepada seseorang karena melakukan sesuatu yang kita butuhkan, suap kecil-kecilan (kalau gede-gedean namanya jadi ..UANG TRANSPORT..). Uang Transport juga acap kali berdampingan dengan uang kehadiran, uang makan atau beberapa istilah lainnya dan sudah ”biasa” dan ”dibiasakan” diseluruh strata kehidupan masyarakat kita. Any comments ?

Nah bagaimana pula dengan "transport uang"? yang umum maksudnya adalah perpindahan uang ; by manual,.. by electronic,.. by post,..and by promises.
Kategorinya menurut saya bisa 'resmi dan bersih', '..tidak resmi tapi bersih, '..resmi tapi kotor', ..dan '..tidak resmi dan kotor'. Sebagai contoh kalau yang wajar tentu saja perpindahan/pengiriman uang dari anak ke orang tua atau sebaliknya (ini tentu resmi dan bersih), Untuk hal lain misalnya aliran dana BLBI atau aliran dana Dep. Kelautan yaa silahkan cari sendiri masuk kategori yang mana..?

Minggu, 25 November 2007

There are no free roads...

Slogan tersebut dimiliki oleh Asosiasi Internasional jalan/ jembatan tol, maksudnya kira-kira adalah bahwa tidak ada jalan yang gratis ..“one way or another, people (somebody) have to pay for using the road”, entah dari pajak atau kutipan langsung pada saat melakukan perjalanan. Tapi apakah akan ada jaminan bahwa fasilitas (prasarana) yang ada dapat memberikan tingkat pelayanan yang memadai?.
Take Jakarta for example...saya membaca di KOMPAS bahwa luas jalan hanya 6,5 % dari seluruh luas DKI (total lajur panjang jalan adalah 7.500 an km) , padahal kata ahli transportasi luas minimal agar supaya tidak macet adalah 15 % an. Jumlah kendaraan di ibukota sudah mencapai 4,7 juta kendaraan (termasuk 2,6 juta sepeda motor), dengan tingkat pertumbuhan 5 % per tahun, sedangkan pertambahan kapasitas jalan hampir nihil (eeh... malah dikurangi karena BUSWAY..).
Dengan kondisi tersebut produsen kendaraan bermotor tidak ingin dipersalahkan seolah-olah karena produksi kendaraan yang 400 ribu unit pertahun menjadi penyebab kemacetan di jalan raya. Mereka berkilah ; ’coba lihat di negara tetangga doong...’, Malaysia penduduknya 24 juta, produksi kendaraannya pertahun 600 ribu unit, Thailand yang penduduknya 67 juta mempunyai produksi 700 ribuan unit kendaraan. Lha Indonesia yang berpenduduk 200 juta, kok dibilang produksinya kebanyakan ?.
Kalau gitu yang salah adalah kurangnya pertambahan jaringan jalan ?, atau manajemennya ?.

Gambar saya ambil dari website SCTV, yang memperlihatkan para pemangku kepentingan sedang berdebat mengenai kemacetan di Jakarta. Kira-kira hasil debatnya apa yaaa...There are no free roads bisa diartikan bahwa tidak ada jalan yang longgar/lowong ….barangkali.

Jumat, 23 November 2007

Brian May jadi Rektor ?




Fisikawan menjadi Rektor suatu Universitas tentunya ini biasa dan bisa dipahami, tapi coba simak kalau fisikawannya adalah Brian May gitaris kelompok Queen yang melegenda.
May akan mulai bertugas mulai Februari depan sebagai Rektor di Universitas John Moores Liverpool, dia baru meraih PhD. dibidang Astrofisika belum lama ini, thesisnya saja berjudul “Kecepatan Radikal Dalam Awan Debu Zodiac” kebayang aja kan masalah matematika, kuantum, filsafat materi yang disajikannya. Yang patut dipujikan adalah karena hal tersebut keluar dari seorang gitaris handal dari sebuah supergroup rock.Padahal yang banyak orang ketahui adalah keistimewaan dari gitar berwarna merahnya yang mempunyai warna suara spesifik tidak ada duanya.“Is this the real live,..or it’s just a fantasy” (Bohemian Rhapsody). Selamat deh untuk Brian.

Di belahan dunia lain juga ada sih Doktor jadi Presiden (atau Presiden jadi Doktor ya..?). Bintang film jadi Gubernur, pemain harmonika jadi CEO perusahaan atau pemulung jadi kepala sekolah. Didalam film Forest Gump disebutkan “Life is like a box of chocolate .. you never know what’s in it..”.
Inti dari semua tadi adalah bahwa ..kehidupan yang diberikan oleh Allah Swt. adalah bentangan luas dari kemungkinan-kemungkinan dimana kita diberi kebebasan untuk memilih yang terbaik untuk kita… “think big ..then you will be big, think good you will be better, think sad you will be poorer “…wah ..beraaat

Kamis, 22 November 2007

Kereta Api Bandara (KERABAN) di Jakarta ..kapan ?

Jakarta sebentar lagi memiliki Public Facility baru yaitu infrastructure transportasi jalur Kereta Api modern yang menghubungkan Bandar Udara Soekarno Hatta dengan Jakarta center.

Infrastruktur yang bernilai antara 3 - 5 Triliunan ini memiliki panjang sekitar 30 an km dari stasiun KA Manggarai melintas melalui Dukuh Atas, Angke ke Bandara Cengkareng di Tangerang tentu saja merupakan kebutuhan logis dari perkembangan kebutuhan kota metropolitan seperti Jakarta.

Bayangkan, sekarang saja jumlah penumpang di Bandara Soetta (Soekarno Hatta) sudah mencapai 32 juta per tahun dengan tingkat pertumbuhan di atas 10% per tahun. Ini dipacu antara lain dengan semakin banyaknya Low Cost Carrier yang mengudara. Kalau peningkatan traffic tersebut hanya menggunakan jalan raya tentu tidak akan mencukupi apalagi kalau kapasitas jalannya juga tidak ditambah,... imagine...kalau seseorang harus berangkat 4 jam atau lebih sebelum take off karena ingin menghindari antrian di jalan tol cengkareng.



Saya mendengar bahwa pihak yang akan mengelola KERABAN ini menamakan jalur transportasi ini "Smartlink" . Membayangkan namanya saja kita tentu berharap bahwa jalur transportasi umum ini bisa menjadi Icon baru (yang Smart) perkembangan kota Jakarta seperti di Kuala Lumpur, Hongkong atau Bangkok.

Lha kalau dari Bandara sudah terkoneksi ke City center kan masyarakat dari Bandung Bogor Bekasi atau kota kota disebelah timurnya akan mempunyai akses langsung ke Bandara (via Manggarai). Asalkan dikelola dengan "Smart" pasti akan memberikan servicability yang tinggi dan mengurangi pemborosan.



Lantas kapan ini bisa terealisasi..?, dari berita yang ada katanya paling cepat tahun 2009 sebagian dari link tersebut bisa beroperasi. Tapi saya membayangkan tentunya banyak prasyaratnya misalnya; penyempurnaan fasilitas antar moda, penyempurnaan aksesibilitas ke stasiun, kelengkapan City air terminal tariff policy dan... perlunya dukungan pemerintah pusat dan daerah secara murni dan konsekuen. Terserah deh kita ingin membuatnya menjadi obsesi dan fantasy saja atau ingin menjadikan ini kenyataan.

Menunggu GODOT eh…BOLA

Tulisan ini saya buat sambil menonton TV menunggu Qualifying Euro 2008 kejuaraan Bola Eropa tahun 2008. Terbayang kalau bisa ikut larut dalam emosi penonton dari negara negara yang bisa berbicara di sepak bola dunia.
Tapi ya mana mungkin bisa wong PSSI hanya bisa mengumpulkan rekor kekalahan dan kemelut kepengurusan.
Sebenernya dari sisi mana sih bisanya kita membuat bench mark dengan negara lain kalau dibilang negara ini miskin, lha negara di negara kecil di benua lain juga banyak yang di bawah kita kok bisa jago mainnya. Kalau dibilang orangnya secara fisik kecil-kecil lha di Korea atau Jepang juga tidak lebih besar (sekali) dari kita. Dari jumlah penduduk dan luas wilayah ya jelas kita banyak dan gede banget, tapi kok ya kalah 7 – 0 dari Suriah. Dari fanatisme , jelas kita lebih unggul let say.. daripada Amerika Serikat apalagi kita juga punya Bonex dan Jakmania , kalau penonton di Eropa sana mati satu orang karena kerusuhan, di Indonesia bisa tiga atau empat orang.
Prestasi terbaik dari PSSI .... waah kapan ya saya lupa, waktu di Australia melawan Rusia pada event Olimpiade (jamannya Ramang), atau waktu beberapa bulan lalu saat Piala Asia.
Ya kita sekarang nunggu saja ... barangkali pengurusnya ganti, pemainnya ganti, cara pembinaannya ganti, lapangannya ganti (jadi futsal dong..? supaya lebih kecil). Atau lawannya yang kita ganti supaya bisa PSSI bisa menang. Lha ini sih nunggu GODOT namanya....padahal sebenarnya saya lagi nunggu nonton pertandingan BOLA di TV lho.

Senin, 19 November 2007

Transportasi Unggulan Betawi (TUBe)

Kalau di negara asalnya Inggris Tube bisa diartikan saluran bawah tanah (juga mungkin berarti subway). Kalau di Jakarta yang lagi populer sejak pertengahan tahun 2007 ini TUBe berarti Transportasi Unggulan Betawi alias BUSWAY alias YOSWAY (it was named after the person who has the courage of choosing this bloody system).

Niatnya sih baik, untuk memperkenalkan suatu Traffic Demand Management System di DKI.
Lho kalau maksudnya baik kenapa kok banyak ditentang?, masyarakatnya dibilang arogan oleh Pemda, Pemda nya dibilang goblog (maksudnya bodoh, bukan ‘jadilah blogger’ ) oleh masyarakat. Yang jelas program ini telah memboroskan berapa juta liter BBM di jalan yang macet, belum terhitung dari produktifitas.
Saya nggak yakin, berapa sih penumpang yang berpindah dari kendaraan pribadi ke TUBe tsb?, apakah sudah disinkronisasikan rencana antar moda?, feeder systemnya ?, level of servicenya?. how to promote/educate ?
Tapi yang pasti Pemda DKI sekarang memiliki suatu lajur (kapasitas), yang dibuat tanpa harus melebarkan jalan , dan nanti who knows lajur tersebut bisa jadi lajur kereta/trem atau bahkan sepeda (supaya sehat) sebagai pengganti Bus yang sekarang.
Siapa berani taruhan ?.
Saya punya senior yang jadi pejabat di DKI dulu sih namanya Ir Basri, tapi mungkin sekarang namanya jadi Ir Basweiy (masih mirip kan... maksain)

Transportasi Air


Yang saya maksud disini bukan alat pengangkutan melalui air, tetapi perpindahan air di muka bumi ini khususnya air permukaan.
Waktu masih di SMP guru saya mengatakan bahwa definisi Sungai adalah: “air yang mencari keseimbangan”. Pada kala itu di Jakarta, dimana saya bertempat tinggal masih sedikit daerah yang terkena genangan air permukaan alias BANJIR.

Setelah beberapa puluh tahun berselang di Jakarta, ada yang masih TETAP dan ada yang BERUBAH. Yang masih TETAP tentu saja ‘AIR’ nya yang datang pada masa penghujan dan juga sifatnya seperti yang guru saya katakan selalu mencari keseimbangan.

Lha yang BERUBAH banyak sekali ;
Sungainya berubah, penampang basahnya berkurang karena sedimentasi dan penyempitan.

Tata guna lahan tentu saja berubah dahsyat, daerah terbuka hijau berganti fungsi, hutan beton dan aspal bertambah secara massal. Saluran got tertutup atasnya sehingga sulit terkontrol.

Penduduknya tambah buaanyak (tapi nggak tambah pinter), malah menambahkan jumlah masalah secara deret ukur.

Pemerintahannya, silih berganti kepemimpinan, tapi ya tetap saja masalah regulasi yang kurang lengkap, kalaupun lengkap enforcement nya yang tidak baik. Rencana tata ruang berubah-ubah tanpa kepastian.

AIR yang rumus dasarnya H2O, nggak perduli dengan perubahan-perubahan tersebut di atas, tetap saja dia mencari keseimbangan, disana sini di sumpal, tidak diberi akses ya ngamuk lah dia menjadi banjir. Kok kita manusia ini tidak pernah sadar bahwa AIR sih tetap saja, yang rusak dan mbeling adalah manusianya; saya, kamu, dia, miskin, kaya, pejabat, pengangguran.
Jadi semuanya saya kira jelas yang kusut adalah manusia dan seluruh sistem pengaturannya. Saya tidak setuju dengan syair lagunya Milly Vanilli ; .. Blame it to the rain..

Jumat, 16 November 2007

Transportasi Umum Masal

Sebetulnya bisa nggak sih kemacetan di Jakarta ditanggulangi.?.Barangkali sudah banyak pakar/ahli transportasi, ekonom dan sosiolog berbicara mengenai ini.

Ada belasan studi yang bertumpuk di instansi-instansi perencana infrastruktur di kota dan negara ini, tentunya dengan biaya yang tidak kecil, tapi kenapa hasil yang diharapkan tidak memuaskan ?

Yang kita tahu memang antara para pihak gak pernah punya motivasi dan tujuan yang sama, idealnya sih planners, politicians dan decision makers duduk bareng dengan satu kepentingan besar 'untuk dan hanya untuk' masyarakat.

Coba kalo kita punya moda transportasi angkutan umum masal yang cukup memadai pasti gak bakalan ada inefisiensi (baca" pemborosan") karena kemacetan. Stop deh arogansi kelompok, dan duduk bareng untuk atasi kegilaan ini

Kamis, 15 November 2007

Transportasikan Pemikiran Anda

Kebebasan manusia yang paling mendasar setelah kebebasan untuk hidup adalah kebebasan untuk berpikir.
Transportasikan pemikiran anda kepada Dunia. Shout out.... eksppresikan diri kita.