Jumat, 08 Februari 2008

Libur..enggak…libur..


Heran dan bingung mengutarakannya, apa pasalnya?.
Awalnya diberitakan ke seantero bahwa hari ini libur kejepit nasional yang direstui (padahal juga memangkas bagian dari hak cuti ).
Oooh gitu... monggo mawon, segenap pamong negeri sipil dan diikuti oleh instansi, perusahaan negara dan pada akhirnya semuanya jadi libur.

Eh ternyata beberapa hari sebelum terjadi, diumumkan kembali bahwa libur kejepit nasional, yang juga disebut cuti bersama, tidak jadi alias keputusan sebelumnya dibatalkan. Ya semua secara formal ya harus masuk kerja.

Banyak teman dan sanak saudara yang belingsatan kenapa mendadak banget sih perubahannya. Mereka sudah memesan sarana transportasi untuk bepergian, sudah memesan akomodasi dan seterusnya kok semuanya jadi batal.Beberapa dari mereka tentu saja menjadi mengkonversikan hari ini menjadi cuti (mengurangi hak jatah hari cutinya).

Kita semua dapat menduga berapa banyak orang yang kecewa. Pengusaha travel, mobil sewaan, tukang becak tentu sudah mengharapkan sedikit tambahan dari penghasilan mereka. Hotel, losmen, penginapan sudah bersiap menerima tamu lebih banyak dari rata-rata. Pedagang oleh-oleh, serabi, lanting, lunpia dan bika ambon tentu saja terpaksa menahan potensi keuntungan lebih. Gak tahu lah berapa ’kerugian’ yang terpaksa harus ditanggung.

Dan kemudian, hari ini sebagian besar pamong disibukkan dengan ”inspeksi” ke ruang ruang kerja untuk mencatat berapa dari karyawan yang tidak masuk tanpa keterangan (ini yang saya lihat di layar televisi), padahal kegiatan ini kan juga bukan suatu tindakan yang produktif.Saya gak paham, kalau pegawai gak masuk itu salah pegawainya atau salah sistem dan mekanisme kerjanya ya?

Pada kenyataannya ”Nggak libur tapi libur” (masuk kerja tapi tidak melakukan kegiatan yang produktif) atau sama juga dengan ”libur tapi nggak libur” (suasananya sih libur, tapi masuk kerja juga” gitu looh.
Padahal saya yakin kalau hari ini tetap libur pasti lebih bermanfaat untuk perputaran roda ekonomi real. Yah seperti pernyataan pada posting sebelumnya ” hiduplah lebih konsumtif dan kita akan lebih makmur karena roda ekonominya lebih banyak berputar’

Tidak ada komentar: