Rabu, 27 Januari 2010

The Truth, all the Truth, and nothing but the truth

Unsur Trust semakin dirasakan perlu terbentuk (ataupun dibentuk) pada Bangsa ini. Unsur ini merupakan hasil dari tata nilai yang bernama Integrity yaitu cinta dan setia kepada kebenaran (jangan dibaca ‘kebetulan” ya..), untuk menjadi setia dan cinta kepada kebenaran tidak hanya dibentuk oleh nilai religius saja, ada hal lain yang diperlukan dalam mencampur adonan Integrity dan yang kemudian bermuara kepada Trust, ada bangsa yang minim nilai religi tetapi sangat baik lingkungan integritasnya dan juga sebaliknya.
Yang sering dijadikan ukuran kadar ‘trust’ antara lain adalah sering atau tidaknya kebohongan terjadi.

Beberapa waktu yang lalu saya punya tulisan mengenai teknologi apa yang paling diperlukan oleh Bangsa Indonesia pada masa sekarang ini.Bukan mesin pengganda uang, atau alat pencari deposit minyak, atau alat pencitraan satelit mengenai kekayaan laut di Indonesia.
Yang sangat kita butuhkan saat ini adalah Mesin pendeteksi Kebohongan, “Lie Detector”.
Secara teknis “Lie Detector” mempunyai kemampuan untuk menganalisa antara lain; blood pressure, breath rate pulse, perspiration, arm and leg movement dan lain sebagainya untuk kemudian disimpulkan sebagai BOHONG atau TIDAK BOHONG. Jawabannya semudah YA atau TIDAK, jadi nggak ada yang jawabnya “BOHONG akan tetapi”... atau “TIDAK BOHONG akan tetapi...”

Nah kalau sekarang ini yang kita lihat sehari hari dibelantara kejadian dinegeri ini jawaban selalu tersembunyi dibalik kepentingan-kepentingan tertentu, YA atau TIDAK seringkali ditentukan dari banyaknya/kuatnya suara kepentingan tersebut. Dan secara horizontal masyarakat akan terbelah (tanpa alasan atau integritas). Nilai yang dianut adalah: “musuhnya temenku harus jadi musuhku juga”, atau” temennya temenku pasti juga adalah temenku” dan seterusnya.Polarisasi yang terbentuk tanpa hitungan atau alasan yang baik, tetapi berdasarkan hitung hitungan jumlah suara/massa.

Kembali ke alat ini, coba kita bayangkan berapa banyak efisiensi yang bisa kita lakukan kalau kita mempunyai “Lie Detector” yang canggih. Maka menurut saya Pembuatan Lie Detector yang canggih harus menjadi program unggulan untuk bangsa ini, sehingga pembacaan sumpah : “ I will tell you the truth, all the truth and nothing but the truth..” tidak lagi menjadi penting.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

iy juga sih pak, tp rasany lie detector pun akan percuma seandainy setelah tw fakta sbenarny ternyata tdk ad tindakan (baca:tidak berani/ terlanjur terpolarisasi)

rasany (lie detector + Guillotine + algojo) lebih cocok untuk dipesan.

Mind Transportation mengatakan...

Hukuman fisik gak perlu berat berat. Hukuman sosial akan lebih berarti. Yang penting kita tidak lagi menjadi negerinya pembohong