Rabu, 05 November 2008

OBAMMA MIA....

Lagi musimnya Pemilihan, semua dikaitkan dengan election, vote, pilkada, pemilu.
Pilkada disana sini dinegeri ini, dan Pemilu di USA.

Pemilihan di negara embahnya Demokrasi (katanya) paling ditunggu hasilnya, dari pengamat politik, pengamat ekonomi, sampai sampai mungkin bebotoh perjudian semua mengikuti beritanya, ikut memberi komentar ikut merasa memiliki Vote 2008 di Amrik sana.

Barrack Obama Calon Presiden yang mengusung issue CHANGE menghangatkan "Obamania" yang terjadi di mana mana bahkan di luar USA sekalipun.
Nah ternyata siang ini (WIB) Obama dipastikan menjadi elected President. He will be the 44th, and the first black President in the country.


Pada pidato pertamanya dia bilang bahwa dinegaranya yang Demokrasi, segalanya mungkin terjadi.

Apakah memang USA adalah eyangnya Demokrasi di dunia ?.

Setahu saya dari 43 Presiden yang memimpin bangsa itu, belum pernah ada wanita yang menjadi Presiden.
Dinegara lain sudah banyak yang berpengalaman memiliki Kepala Pemerintahan wanita bahkan di negara yang “dianggap” developing countries dan tidak demokratis pernah memiliki Kepala Pemerintahan wanita (Indonesia, Pakistan, India, Srilanka dsb.).
Disini ada quota 30 % untuk Caleg wanita, disana ada gak ya ? dan kalau saya gak keliru , di Amerika hak pilih untuk wanita disyahkan di tahun 1920.

Cara Pemilihannya juga pakai azas electoral votes di negara bagian masing masing. Masih mendingan di kita yang setiap satu suara dihitung langsung.
Bahkan di Indonesia kita pernah memiliki Presiden yang sangat kurang indera penglihatannya.

OK lah saya bukan politikus, gak tahu mana yang lebih demokrasi, yang jelas Obama punya hubungan tersendiri dengan Indonesia karena dia pernah “jadi orang Indonesia", bersekolah di Indonesia.


Saya jadi bangga dan semakin percaya dengan sistem pendidikan di Indonesia. Obama baru sekolah 4 tahun saja (Sekolah Dasar belum tamat ) di Indonesia sudah bisa jadi Presiden Amerika, apalagi kalau sekolahnya sampai S1 atau S2 di Indonesia yaaa?...he..he

Selamat deh untuk Barry .... OOBAMMA MIA

2 komentar:

ADITYAWARMAN mengatakan...

kata seorang pengamat politik singapore, untuk menggapai kemajuan memerlukan 3 syarat penting dalam hubungan sosial kemasyarakatan, yang pertama adalah meritokrasi, yaitu penghargaan harus diberikan pada mereka yang paling banyak berkarya, dan memberi kontribusi positif, alias performance based appraisal
Yang kedua, tidak boleh ada barrier to entri kepada informasi, karena informasi adalah faktor penggerak masyarakat, dan yang ketiga harus berani memberikan kepercayaan kepada kaum muda untuk mengambil alih kepemimpinan, ini mensyaratkan perlunya edukasi yang baik dalam arti penanaman nilai dan kompetensi yang benar serta adanya sikap legawa dari para senior, begitu katanya.

Heri Susanto mengatakan...

Urun Rembug: Mengungkap Esensi Demokrasi di PT Jaim

Demokrasi artinya memberikan kesempatan semua orang untuk maju tanpa menghiraukan perbedaan ras, kelamin, koneksi dll. Demokrasi sebagai kepemimpinan oleh rakyat dimana kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat dan dijalankan langsung oleh wakil-wakil yang mereka pilih di bawah sistem pemilihan bebas.

Demokrasi sesungguhnya adalah seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan, tetapi juga mencakup seperangkat praktek dan prosedur yang terbentuk melalui proses panjang dan sering berliku-liku. Demokrasi adalah pelembagaan dari kebebasan, yang terdiri dari atas: Kedaulatan rakyat, Kepemimpinan berdasarkan persetujuan dari yang dipimpin, Kekuasaan mayoritas, Hak-hak minoritas, Jaminan hak-hak asasi manusia, Pemilihan yang bebas dan jujur, Persamaan didepan hukum, Pembatasan kepemimpinan berdasarkan aturan (konstitusional), Pluralisme sosial,ekonomi dan politik, Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama dan mufakat. Ini yang perlu ada dalam budaya perusahaan.

Sebetulnya budaya perusahaan kita sudah maju di tingkat bawah dan menengah, tapi harus diteruskan oleh lapisan atas. Suatu saat saya percaya akan terealisasi juga. Buktinya..? Sekarang banyak karyawan muda dan kalangan Pengurus SP punya keberpihakan yang besar pada lapisan karyawan di tingkat bawah. Saya melihat ada kesadaran politis yang besar. Ada sense of democracy yang besar , tinggal menunggu waktu saja agar organisasi SP lebih berani untuk mempraktekannya.

Saya memang concern dengan demokrasi. Dulu ada petinggi kita yang pernah bertanya, apakah tujuan suatu perusahaan hanya demokrasi ? Bukankah kita juga perlu makan, kerja dll ? Demokrasi belakangan saja, kalau yang lain sudah terpenuhi, itu katanya. Saya akui itu benar, tujuan kita bukan hanya demokrasi. Tapi saya percaya itu semua dapat dicapai melalui demokrasi, dan bahkan akan lebih bagus pencapaiannya. Demokrasi itu tolok ukur yang paling obyektif dan kita sudah siap untuk itu