Senin, 14 Januari 2008

Uban vs Travel time

Sebetulnya yang saya maksud bukan hanya uban. Tapi uban menjadi representasi untuk ”penuaan” atau ’aging'.



Belum pernah saya mengetahui hubungannya secara pasti, barangkali pernah ada penelitian ilmiahnya (anybody knows ?), soalnya kalau saya sendiri belum pernah melakukannya, bahwa penuaan ada hubungannya dengan travel time seseorang dalam melakukan perjalanan di kegiatannya sehari-hari.
Uban mungkin bisa mewakili tingkat penuaan seseorang (meskipun ada argumentasi bahwa uban mempunyai unsur genetika/keturunan, lagipula akan lebih susah menghitung jumlah kerutan di wajah daripada menghitung persentase uban dikepala).

Kalau dibuat penelitian; kira-kira saya ingin mengetahui apakah ada korelasi penuaan dengan travel time dengan cara meneliti “perkembangan” persentase uban dari waktu ke waktu untuk seseorang, misal :

Si A yang bertempat tinggal di Bekasi Timur dan berkantor di daeran Kuningan (jarak + 40 km an) dengan sebaliknya si B yang bertempat tinggal di Rawamangun dan berkantor di Citeurup Jagorawi (jaraknya juga + 40 km an).
Akan lebih bagus lagi kalau si A dan B adalah bersaudara (he..he).

Dugaan saya sih ada korelasi dari sisi travel time kegiatan pergi pulang kantornya. Makin lama mengemudi, makin stress dan ada kemungkinan uban tumbuh makin cepat.


Nah kalau belum kelihatan korelasinya, kita coba lagi tapi dengan menghitung kerutan di dahi.


Sebetulnya susah juga untuk membedakan natural aging dengan yang forced aging ya ?. Ada sebuah mitos bahwa Marie Antoinette sebelum dipancung mendadak karena stressnya rambutnya berubah putih (ada artikelnya ditempat ini )

Ada yang mau komentar atau mau coba jadi volunteer?

(gambar Katie Holmes diambil dari tempat ini )

Tidak ada komentar: