Jumat, 04 Januari 2008

Berapa Big Mac perjalanan anda?

Kita sering tahu adanya Hamburger Index (Big Mac Index) digunakan sebagai indkator ekonomi, diawali ketika The Economist mempublikasikannya tahun 1986.Hal ini disebabkan apalagi kalau bukan oleh mendunianya usaha waralaba Burger Mac Donald’s.

Intinya adalah bagaimana kita membandingkan sepotong roti hamburger (Big Mac), antara yang dijual disuatu negara dengan di negara lain.
Hal ini didasari oleh asumsi bahwa rasa (kualitas) dan bahan (spesifikasi produk) yang, konon, adalah sama (standar).
Index tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel berikut yang didalamnya juga terdapat angka/poin Purchasing Power Parity (PPP) dari masing masing negara.




PPP kira kira adalah nilai tukar mata uang (exchange rate) versi Big Mac (harga Big Mac di Indonesia dengan harga Big Mac di US misalnya). Nah apabila kita bandingkan dengan nilai tukar “sebenarnya” maka kita bisa mengasumsikan mata uang suatu negara under atau over valued (terhadap yang ”sebenarnya”).

Lantas apa hubungannya dengan judul posting ini?.
Apabila kita lakukan secara logical comparative untuk ”harga” public Transport dibeberapa negara (kota) dan dengan dibantu tabel Big Mac Index di atas, maka yang terjadi adalah seperti berikut.

Tarif Public Transport sekali jalan (rata-rata menurut data yang saya punya)


Melbourne : $AUD 2,7 = 0,78 potong Big Mac (BM)

Singapore : $SIN 1,2 = 0,30 BM

Kuala Lumpur: RM 2 = 0,36 BM

Seoul : Won 800 = 0,27 BM

Bangkok : BTH 20 = 0,32 BM

Paris : Euro 1,3 = 0,42 BM

New York : $US 1 = 0,29 BM

London : Euro 4,7 = 1,53 BM

Jakarta : Rp 5000 = 0,31 BM

Wah ternyata Jakarta tarif Public Transportnya masih bukan yang paling murah.
Jadi kalau kita naik bus Transjakarta dari Blok M ke Kota untuk sekali jalan, kita bisa membayangkan untuk mengunyah 0,31 potong Big Mac (ini bisa karena Big Mac nya yang kemahalan, atau Tarif nya kemurahan).

Tidak ada komentar: