Jumat, 02 Januari 2009

Are you alone ?

Ini bukan Iklan untuk menawarkan pendamping (escort) yang banyak terdapat di media barat. Saya coba berceloteh tentang adab manusia sebagai mahluk sosial. We definitely are not alone in this world.

Tapi coba kita lihat di hampir dua dekade terakhir ini, teknologi telah mengubah banyak hal tentang adab manusia secara sosial. Perkembangan ICT (information & Communication Technology) telah kita menjadi mahluk yang “mobile and self sustained”. Kontak sosial telah semakin pudar, sekarang sering dijadikan topik dalam ceramah agama mengenai pentingnya ber silaturakhim dalam “kehangatan yang face to face” .... weleh apalagi ini ( wah tapi pakai internet kan juga bisa ada web-cam nya lhoo ?).

Dalam kehidupan sekarang, kita sering lebih terwakili sebagai no hp kita, nomor apartemen kita, alamat blog kita, NPWP kita,.. dst semakin banyak lagi. Ruang sosial yang nyata semakin kurang mewakili kebutuhan kita, akan lahir komunitas dan jejaring sosial maya. Kebayang nggak kalau perayaan tujuh belasan dilakukan melalui on-line Game atau rapat RT bisa pakai tele-meeting dari rumah saja.

Hal ini tentu tidak selalu berarti buruk, hanya saja kalau ini lahir “terlalu dini” di masyarakat kita yang sangat besar jurang perbedaannya akan lahir kendala sosial baru yang akan muncul.
Selain itu juga apabila hal ini di support oleh kepentingan pemilik teknologi sebagai vendor akan menjadi bentuk neo kolonialisme dengan bentuk jajahan/paksaan teknologi

Kembali ke topik We are not alone, kita boleh saja sangat fully equiped dengan peralatan ICT namun kalau menggunakan ya jangan sampai mengganggu orang lain (nelpon seenaknya di ruang publik tertentu atau waktu sedang rapat) atau bahkan membahayakan orang lain (misalnya nelpon membaca SMS, ngeblog sambil nyetir mobil), kita masih punya batasan untuk menghormati eksistensi pribadi lain.Nah untuk itu pada suatu ketika saya sempat memperhatikan di sebuah restoran terkenal di Kolkata India, namanya Restoran Peter Cat, yang dimejanya terlihat pengumuman “Thank you for switching off your cellular phone as a courtesy to other customers”.


Nggak tau deh ini karena orang India kalau nelpon suaranya keras atau karena mereka sangat menghargai kepentingan orang lain, tapi yang jelas hal hal seperti ini bisa lebih menjaga adab sosial dan akan lebih menghangatkan suasana silaturakhim yang “nyata dan face to face” seperti saya sebutkan di atas.

2 komentar:

ADITYAWARMAN mengatakan...

Ada istilah yang mengatakan seeing is believing, ini maksudnya melihat realitas langsung ditempatnya, sehingga bisa merasakan aromanya yang khas dan unik. Melihat realitas diruang maya tentu beda, yang paling prinsip adalah banyak distorsinya sehingga pemahaman dan pemaknaan atas realitas bisa bias. Orang yang melihat kejadian tsunami di Internet dengan mereka yang melihat langsung dilapangan akan berbeda tanggapan mentalnya.Ada yang hilang diruang maya itu , yakni yang namanya intimasi, inilah lemak-lemak nan gurih dalam hubungan antar manusia. Saya kira hubungan antar personal yang langsung dan memiliki kedalaman belum bisa tergantikan oleh media facebook sekalipun, demikian juga di level hukum yang menghendaki kehadiran riil pelakunya, mungkin saja jika tingkat trustnya sudah sedemikian tinggi sehingga cukup mendengar suara saja orang sudah bisa yakin. Tapi bukankah persoalan kita hari-hari ini adalah hilangnya trust dihati kita, sehingga hubungan antar manusia menjadi semikian complicated.

Mind Transportation mengatakan...

Ah Pak Adit menambah kerinduan saya tentang trust society yang sudah lama hilang di lingkungan kita